Data yang diolah dari informasi yang dihimpun oleh Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM setempat, memberi gambaran terkini mengenai dinamika harga pangan yang dapat dipengaruhi kebijakan pemerintah daerah.
Berdasar data IPH yang dirilis, Luwu Utara mencatat kenaikan indeks tertinggi sebesar 1,20. Kenaikan ini terutama dipengaruhi perubahan harga daging sapi dengan kenaikan 1,0148 persen, daging ayam ras 0,1893% dan bawang merah 0,1890%.
Sebaliknya, beberapa kabupaten/kota mengalami penurunan IPH. Penurunan IPH terbesar di Toraja Utara dengan angka -2,48. Penurunan ini dipengaruhi perubahan harga daging ayam ras, cabai rawit -1,3727%, -0,8273 dan cabai merah -0,4420%.
Adapun IPH Sinjai, tercatat -0,25 yang mengalami deflasi bersama sepuluh kabupaten lalinnya. Kepala BPS Sinjai, Syamsuddin, menyampaikan “Data IPH ini menjadi indikator penting bagi pemerintah daerah untuk memantau dan mengevaluasi efektivitas kebijakan dalam menjaga stabilitas harga pangan pokok.”
Data ini juga mencakup informasi mengenai fluktuasi harga tertinggi untuk minggu berjalan pada komoditas Cabai Rawit di berbagai kabupaten, dengan nilai Koefisien Variasi (CV) tertinggi di Pangkajene Kepulauan sebesar 0,183006. Fluktuasi ini mengindikasikan dinamika harga yang perlu menjadi perhatian.
“Kami akan terus memantau perkembangan IPH ini sebagai salah satu dasar dalam merumuskan langkah-langkah strategis untuk menjaga stabilitas harga pangan di daerah,” ujar Syamsuddin.
Dengan adanya data IPH ini, pemerintah daerah diharap lebih responsif dalam mengimplementasi kebijakan pengendalian inflasi pangan yang efektif dan menjaga ketersediaan serta keterjangkauan harga bagi masyarakat. (*)