SAMBARM.ID//KUBU RAYA, KALBAR – Insiden kebakaran hebat menimpa Kapal Motor (KM) Putra Jaya milik seorang pengusaha bernama Asep pada Jumat malam, 25 April 2025. Kapal pengangkut tandan buah segar (TBS) sawit itu terbakar hebat setelah merapat di pelabuhan PKS 10 milik PT Bumi Perkasa Gemilang (BPG) di Dusun Harapan Baru, RT 01/RW 02, Desa Permata, Kecamatan Terentang, Kabupaten Kubu Raya.
Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 22.21 WIB. Berdasarkan keterangan warga setempat, kapal diketahui telah selesai membongkar sebagian muatannya sebelum api tiba-tiba muncul dari dalam kabin kapal.
“Saat itu kapal sudah dalam posisi sandar, tiba-tiba api terlihat dari dalam kapal, terus langsung membesar,” ujar seorang saksi mata di lokasi. Warga yang berada di sekitar pelabuhan sempat panik namun segera berinisiatif membantu memadamkan api dengan alat seadanya.
Dugaan sementara mengarah pada kelalaian anak buah kapal (ABK) dalam penanganan bahan bakar. Api diduga berasal dari percikan saat pengisian bahan bakar mesin pompa (robin) yang digunakan untuk menguras air di dalam kapal. Percikan tersebut kemudian menyambar bahan mudah terbakar pada badan kapal yang sebagian besar terbuat dari kayu.
Meski api sempat membesar dan melalap hampir seluruh badan kapal, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Namun kerugian materil diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah. Bangkai KM Putra Jaya hingga kini masih berada di lokasi kejadian dan menunggu proses evakuasi oleh pihak berwenang.
Hingga berita ini diturunkan, pemilik kapal maupun manajemen PKS 10 BPG belum memberikan pernyataan resmi terkait penyebab pasti kebakaran. Pihak kepolisian dari sektor Terentang juga belum merilis informasi detail terkait hasil penyelidikan awal.
Kejadian ini sontak menjadi perhatian warga dan para pekerja transportasi air di wilayah tersebut. Pelabuhan PKS 10 BPG dikenal sebagai titik lalu lintas padat untuk aktivitas pengangkutan sawit dari berbagai kebun masyarakat maupun plasma.
Masyarakat berharap insiden ini menjadi momentum untuk evaluasi menyeluruh terhadap standar keselamatan operasional kapal, terutama yang beraktivitas di kawasan industri sawit. Beberapa warga juga meminta adanya pengawasan rutin dari pihak perusahaan dan otoritas keselamatan pelayaran untuk mencegah insiden serupa terulang di masa mendatang.(*)
Laporan: Zulkifli