SAMBAR.ID, Palu, Sulteng - Sebanyak Ribuan warga Alkhairaat yang tergabung dalam massa aksi Presidium Aksi Bela Guru Tua tumpa ruah memadati Jalan Sis AlJufri melakukan aksi unjuk rasa damai, menuntut aparat penegak hukum untuk menangkap dan penjarakan Fuad Riadi atau Fuad Plered.
Panglima Garda Alkhairaat (GAL) KH. Husen Habibu dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus PB Alkhairaat Jamaluddin Mariadjang turut memimpin aksi long march di depan Kantor DPRD Sulteng, Jumat petang, (11/4/2025).
Massa aksi datang dari berbagai lembaga dan Komda Alkhairaat diantaranya Kota Palu, Kabupaten Sigi, Donggala, Kalimantan Utara, Gorontalo, Maluku, Manado menyemut menyatu bergerak bersama menuju titik aksi.
Olehnya Panglima GAL Husen Habibu menegaskan Fuad Plered harus ditangkap dan diadili, “Bela Guru Tua harga mati bagi kita!”
Ia mengatakan bahwa mereka juga menuntut agar Presiden Prabowo memerintahkan Kapolri menangkap Fuad Plered.
“Alkhairaat bukan kaleng-kaleng. Fuad Plered salah pilih lawan!” teriak Ketua Rais Suriah PW NU Sulteng periode 2001-2015 ini membakar semangat massa aksi.
Sementara Sekretaris Jenderal PB Alkhairaat Jamaluddin Mariadjang mengatakan Alkhairaat tidak punya musuh dan berteman dengan semua orang.
Sosok Guru Tua mengembangkan Alkhairaat dalam keberagaman suku, budaya dan agama. Sehingga apa menjadi misi Guru Tua berkembang dan menyebar luas di seluruh wilayah Indonesia.
“Olehnya, Guru Tua merupakan lambang kebhinekaan alias keberagaman khususnya di Indonesia timur,” ujarnya.
Aksi unjuk rasa massa tersebut dipicu oleh akun youtube Fuad Riyadi alias Fuad Plered tersebar luas di media sosial mendiskreditkan pendiri Alkhairaat Habib Sayid Idrus Bin Salim Aljufri dengan kata-kata tidak pantas atau ujaran kebencian dengan kata “Monyet dan Penghianat”.
Dalam kasus itu, Fuad Riyadi juga telah dilakukan sanksi dewan adat, berupa penggantian hewan berupa kerbau.***
Source : AntaraNews.com