Sambar.Id Majalengka - Dalam upaya mendukung stabilitas harga pangan dan meningkatkan daya beli masyarakat, Bupati Majalengka, H.Eman Suherman secara resmi membuka Gerakan Pangan Murah (GPK) yang bertempat di halaman Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kabupaten Majalengka, Senin (17/03/2025)
Acara Gerakan Pangan Murah (GPM) di ikuti pelaku usaha lokal, bulog dan BUMD.
Menurut Bupati Majalengka, H. Eman Suherman mengatakan Gerakan Pangan Murah (GPM) ini bertujuan untuk menyediakan bahan pokok dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan harga pasar. Dalam program ini merupakan langkah nyata pemerintah daerah dalam membantu masyarakat menghadapi tantangan ekonomi, sekaligus menjaga stabilitas pasokan pangan di wilayah Majalengka.
"Melalui Gerakan Pangan Murah ini, kami berharap masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pokok mereka dengan harga yang lebih terjangkau menjelang lebaran. Selain itu, program ini juga diharapkan dapat menekan inflasi dan mendukung kesejahteraan masyarakat," ujar Bupati.
Berbagai komoditas yang dijual dalam program ini meliputi beras SHP Rp. 60.000, 5 Kg, minyak goreng Kita Rp.15.700 / Kg, Gula Pasir Rp.18.500,- , Daging Rp.100.000,- , Cabe merah Rp.5000 per pak, Telur Rp. 17.000 Kg, sayuran serta bahan pokok lainnya. Semua produk yang tersedia dijual dengan harga di bawah pasar, sehingga dapat meringankan beban masyarakat, terutama mereka yang berada di golongan ekonomi menengah ke bawah.
Lebih lanjut H. Eman menjelaskan bahwa Gerakan Pangan Murah ini direncanakan akan dilaksanakan di beberapa titik dengan mengandeng pihak swasta.
" Kita akan bekerjasama dengan PKK minggu depan di belakang pendopo Kabupaten Majalengka, sehingga dengan adanya bazar murah ini manfaatnya dapat dirasakan oleh lebih banyak masyarakat." jelas Bupati.
Darwati (45) asal kelurahan cicenang merasa bersyukur atas inisiatif pemerintah daerah melalui DKP3 dengan adanya bazar murah ini.
" Harga-harga di sini lebih murah dibandingkan di pasar dan ini sangat membantu sekali, terutama di tengah kondisi ekonomi yang sulit," ujarnya.
(Bens)