SAMBAR.ID, Pohuwato, Gorontalo - Terjun langsung, Bupati Pohuwato bersama Anggota DPRD Pohuwato akhirnya membuahkan hasil, pasalnya berdasarkan kabar, di KM 18 di Kecamatan Popayato diduga kuat menjadi tempat beraktivitas pertambangan emas tanpa izin (PETI) perlahan mulai terbongkar.
Aktivitas PETI di KM 18 diduga menyebabkan krisis air bersih di Kecamatan Popayato, sehingga hal ini membuat para pemangku kepentingan dan aparat penegak hukum (APH) turun langsung mengecek kebenaran dari aktivitas PETI tersebut.
Berdasarkan data yang dihimpun awak media ini ada kurang lebih 17 (tujuh belas) alat berat beroperasi di PETI tersebut, baru 1 (satu) buah alat berat jenis excavator berhasil diamankan oleh pihak kepolisian.
Karena adanya PETI di KM 18 tersebut sangat meresahkan warga, anggota DPRD Pohuwato, Yuliyani Rumampuk meminta kepada pihak aparat penegak hukum (APH) agar menindak tegas siapapun yang menjadi dalang yang terlibat dalam aktivitas ilegal tersebut.
“Kami berharap pihak aparat penegak hukum khususnya pihak kepolisian dapat bertindak tegas tanpa pandang bulu, jangan hanya satu di ungkap tapi semua alat berat dan siapapun yang terlibat dapat ditindaki juga secara tegas,” ujar anggota DPRD Pohuwato, Yuliyani Rumampuk, Minggu (26/01/2025).
Menurut Anleg Popayato Group itu, jika aktivitas ilegal tersebut tidak diusut secara tuntas, maka yang akan dirugikan adalah masyarakat secara luas. Tidak hanya krisis air bersih yang akan terjadi tapi dampak kehidupan dan hajat hidup masyarakat terancam seperti datangnya Banjir bandang diwilayah Popayato.
“Semoga saja pihak kepolisian tidak kendor dan tidak ragu-ragu menindak tegas para pelaku PETI yang berada di KM 18 Popayato, sebelum hajat hidup orang banyak terancam, tidak hanya krisis air bersih tapi juga krisis kehidupan dan kemanusiaan,” harap Aleg Yuliyani.(Red/**)