Kepala Subseksi Pelayanan Tahanan Rutan Baturaja, Mirullah, menuturkan pihaknya sengaja membuat dua kelas untuk membedakan antara santri pemula dengan lanjutan. Dengan penerapan kelas tersebut diharapkan kemajuan belajar santri dapat dipantau.
Pembelajaran selalu diikuti dengan evaluasi. Santri yang sudah memenuhi kriteria dimasukkan kelas berikutnya,” terang Mirullah.
Hasilnya dapat dirasakan oleh santri - santri Rutan Baturaja. Beberapa santri mengaku awalnya ikut di kelas A karena sejak masuk Rutan ia belum bisa baca tulis Al-Qur’an. Sekarang sudah kelas B.
“Saya pertama masuk tidak bisa baca Al-Qur’an. Kemudian ikut santri dan masuk kelas A untuk pemula. Alhamdulillah, saya sekarang sudah masuk kelas B dan sudah bisa membaca Al-Qur’an,” ujarnya.
Lebih lanjut, Mirullah menambahkan pengajar di Ponpes Rutan Baturaja masih mengandalkan dari WBP sendiri yang memiliki kemampuan lebih dalam bidang agama, dengan tetap dipantau oleh petugas.
Selain materi tajwid, di Ponpes Rutan Baturaja juga diberikan materi lain, seperti Bahasa Arab, baca tulis Al-Qur’an, akidah, dan hadis. Aktivitas belajar mengajarpun tak terbatas di masjid, tapi juga di blok hunian yang sudah “disulap” menjadi blok santri.(A1113L)