SAMBAR.ID, Donggala, Sulteng - Tahun 2024 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi Badan narkotika Nasional (BNN) dalam menjalankan tugas di bidang pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika (P4GN).
Perkembangan situasi dunia yang cepat dan tidak terduga, membuat kejahatan narkotika semakin kompleks dan sulit dikendalikan, seiring dengan munculnya modus-modus baru, dalam penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika.
Kejahatan narkotika yang kian meresahkan dan membahayakan masa depan bangsa ini telah mendorong presiden Prabowo Subianto untuk menjadikan penguatan pencegahan dan pemberantasan narkotika sebagai salah satu misi dalam butir ketujuh Asta Citra guna mewujudkan visi “bersama Indonesia, maju menuju Indonesia emas 2045.
Untuk menjawab tantangan tersebut, BNN melakukan transformasi arah kebijakan dan strategi dalam penanganan narkotika, "Kata Kepala BNN Kabupaten Donggala Krisna Anggara SH. M.Si Kamis (19/12/2024) di Aula Pertemuan Kantor BNNK donggala.
Dimana Kepala BNN Komjen Pol Marthinus Hukom menetapkan 5 arah kebijakan dan strategi yang akan menjadi fokus, yaitu (1) penguatan kolaborasi, (2) penguatan intelijen, (3) penguatan wilayah pesisir dan perbatasan negara, (4) penguatan kerjasama dengan negara perbatasan serta (5) tematik dan iconic.
Menindaklanjuti hal ini, BNNK Donggala membangun komunikasi dan koordinasi bersama pemerintah daerah dan pihak terkait lainnya dalam pelaksanaan P4GN. Kolaborasi menjadi penting sebab permasalahan narkotika melibatkan berbagai aspek yang saling terkait dan kompleks. sehingga membutuhkan pendekatan holistik.
Beberapa upaya yang dilakukan diantaranya mendorong implementasi peraturan daerah Kabupaten Donggala nomor 2 tahun 2021 tentang fasilitas P4GN, mendorong prioritas penggunaan dana desa untuk P4GN, pembentukan desa bersih narkoba (Bersinar), sekolah bersinar, dan mewujudkan kabupaten/kota tanggap ancaman narkoba (Kotan).
Program Kotan dirancang sebagai strategi untuk meningkatkan peran aktif pemerintah daerah dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang tanggap terhadap ancaman narkotika melalui penguatan ketahanan keluarga, ketahanan masyarakat, kewilayahan, kelembagaan, dan hukum. Sebagai informasi, indeks Kotan BNNK Donggala tahun 2024 berada di kategori Tanggap.
Di bidang pencegahan, BNNK Donggala melakukan penguatan kolaborasi dengan instansi pemerintah, kantor wisata, lingkungan pendidikan dan masyarakat. Survei penyalahgunaan narkotika tahun 2023 menunjukkan adanya peningkatan penyalahgunaan kategori pernah pakai pada kelompok umur 15-24 tahun, dari 1,44% pada 2021 menjadi 1,52% pada 2023.
Beberapa aktivitas yang dilakukan meliputi tes urine sebanyak 21 kali di lingkungan kerja dan pendidikan dengan menyasar 537 orang sampel. Dari jumlah ini, 23 orang diantaranya memiliki urine positif mengandung narkotika golongan 1 jenis sabu.
Untuk kegiatan sosialisasi atau penyuluhan telah dilakukan sebanyak 55 kali dengan jumlah audien 4338 orang. Untuk program desa Bersinar, tahun ini berlokasi di desa Loli Dondo kecamatan banawa dan desa Towale Kecamatan banawa Tengah.
Sebagai informasi,semenjak program ini dimulai tahun 2020 hingga 2024, telah terbentuk 9 desa dan satu kelurahan Bersinar. Selain upaya pencegahan, tindakan pemberantasan juga diperlukan untuk menghentikan operasional jaringan narkoba dan memberikan efek jera kepada pelaku, terutama yang terlibat dalam produksi distribusi dan perdagangan narkotika secara ilegal.
Di periode Mei- Agustus 2024, penyidik BNNK Donggala telah menangani 6 kasus narkotika dengan tempat kejadian perkara di wilayah Donggala, palu dan Sigi.
Termasuk juga memberikan dukungan terkait satu kasus jaringan internasional di kecamatan Sindue tobata Donggala yang diungkap oleh BNN Pusat dan BNN provinsi Sulawesi Tengah dengan barang bukti 19.846,43 gram Shabu.
Dari 6 kasus ini tersangka yang diamankan berjumlah 9 orang dengan barang bukti narkotika berupa 2049, 43 gram Shabu, 2.000 gram ganja, alat komunikasi handphone, kendaraan dan barang bukti lainnya.
BNN bersama kementerian kesehatan juga terus melakukan pengawasan terhadap peredaran new psychoaktive substances (NPS) atau narkotika jenis baru. Saat ini teridentifikasi 1.261 jenis NPS yang beredar di dunia dan 172 di antaranya telah masuk ke Indonesia.
Dari 172 jenis NPS yang beredar di Indonesia, sebanyak 167 jenis telah diatur dalam peraturan menteri kesehatan Nomor 30 tahun 2023 tentang perubahan penggolongan narkotika dan peraturan menteri kesehatan Nomor 31 tahun 2023 tentang perubahan penggolongan psikotropika.sehingga telah memiliki ketetapan hukum.
Sebagai bentuk penanganan masalah narkotika secara holistik, upaya rehabilitasi juga memiliki peran penting. Pemulihan penyalahgunaan melalui rehabilitasi menjadi kunci dalam mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat ketergantungan narkotika. Rehabilitasi bukan hanya berfokus pada pemulihan fisik, tetapi juga aspek mental dan sosial.
Untuk tahun 2024, klinik Pratama bahagia BNNK menerima 94 orang klien rawat jalan. Ke 94 orang ini bersumber dari mereka yang datang secara sukarela (42 orang), rujukan agen pemulihan dari kedua unit IBM (20 orang), dan program IBM (32 orang).
Client didominasi oleh laki-laki (84 orang), rentang usia 17-25 tahun (63 orang), pendidikan terakhir SMP sederajat (51 orang), dan belajar/mahasiswa (51 orang).
Untuk domisili klien berasal dari wilayah kecamatan banawa (62 orang), Kecamatan banawa Selatan (28 orang), Kecamatan sirenja (2 orang), dan kota Palu (2 orang). Kemudian jenis narkotika yang banyak dikonsumsi adalah Shabu (45 orang), benzodiazephine (38 orang), ganja (6 orang) dan lem Fox (5 orang).
Sekedar informasi, intervensi berbasis masyarakat atau IBM adalah program rehabilitasi bagi penyalahgunaan narkoba, yang dirancang untuk masyarakat dan oleh masyarakat.
Program ini mudah diakses dan hanya menangani penyalah guna narkoba untuk tingkat ringan. Untuk lokasi program IBM tahun ini adalah desa loli dondo Kecamatan banawa dan desa Towale Kecamatan banawa Tengah.
Tahapan program diawali dengan pembentukan unit IBM dan bimbingan teknis bagi 10 orang petugas IBM atau agen pemulihan yang berasal dari kedua desa.
Dari penjangkauan yang dilakukan oleh kesepuluh orang agen pemulihan, berhasil didapatkan 32 orang penyalahgunaan narkoba dengan tingkat ketergantungan ringan. Adapun total 20 orang yang melakukan penyalahgunaan narkoba dirujuk oleh agen pemulihan ke klinik BNNK Donggala.
Layanan klinik lainnya adalah penerbitan surat keterangan hasil pemeriksaan narkotika (SKHPN). Untuk layanan yang masuk dalam kategori penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebanyak 123 pemohon, layanan PNBP Rp.0,- sebanyak 13 orang, dengan mayoritas penggunaan untuk persyaratan melamar pekerjaan.
Adapun untuk tersangka kasus narkoba yang diajukan oleh Polres Donggala, telah dilakukan tes urine kepada 85 orang tersangka dan assessment medis terhadap 29 orang tersangka.
Untuk mendorong layanan rehabilitasi, BNNK Donggala juga melakukan kegiatan skrining intervensi lapangan (SIL). SIL adalah aktivitas yang dilakukan untuk menemukenali penyalahgunaan narkoba di lapangan, baik di lingkungan masyarakat, pekerja maupun pelajar.
"Kami menyadari bahwa tantangan yang dihadapi dalam pencegahan dan pemberantasan narkotika ke depan masih sangat besar. Sebab itu, pencegahan dan pemberantasan narkotika memerlukan pendekatan yang lebih adaptif dan berkelanjutan," ungkap Kepala BNN Donggala.
BNN berkomitmen untuk terus memperkuat dan mengoptimalkan program-program P4GN, serta menggali potensi kolaborasi lebih jauh dengan berbagai instansi dan masyarakat.(Red/Abu Bakar).