MANADO, SAMBAR.ID – Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur dan Wakil Gubernur (Gub dan Wagub) Sulawesi Utara (Sulut), tinggal beberapa hari. Sedikitnya, ada tiga kandidat yang dipastikan bertarung merebut tempat terhormat sebagai pemimpin daerah untuk lima (5) tahun ke depan.
Sebut saja Cagub Elly Engelbert Lasut yang berpasangan dengan Hanny Joost Pajouw (E2L-HJP). Pasangan ini dikenal lantaran getol mengikuti kompetisi pencalonan kepala daerah.
E2L yang memulai kiprahnya dalam kontes politik boleh dibilang mulus, seiring terpilihnya dia sebagai Bupati Kepulauan Talaud. Namun tidak halnya dengan HJP. Dia terbukti mengikuti beberapa kali kontestasi kepala daerah dengan hasil kurang memuaskan. HJP akhirnya menuai hasil, meski yang diraihnya hanyalah sebagai wakil rakyat.
Berikutnya adalah sosok Steven Kandouw (SK), yang menjabat sebagai Wakil Gubernur (Wagubl Sulawesj Utara dua periode. Meski sepak terjangnya dibawah Gubernur Sulut Olly Dondokambey, namun hingga sekarang sosok Steven Kandouw (SK) tetap diperhitungkan seiring masuknya dia dalam bursa Gubernur Sulut periode 2024-2029.
Begitu juga dengan wakilnya, Alfret Denny Djoike Tuejeh, yang notabene seorang jenderal dengan pangkat tiga bintang. Dia merupakan purnawirawan TNI, yang balik ke tanah leluhurnya untuk mengabdi sebagai wakil gubernur.
Hadirnya Alfret Denny Djoike Tuejeh atau yang akrab disapa ADT, memang tidak seheboh calon lainnya. Hal itu disebabkan karir ketentaraannya di habiskan di luar Sulut.
Seiring berjalannya waktu, Denny Tuejeh pun mulai dikenal publik. Dan tidak dapat disangkal, bahwa ADT dengan penampilan sederhana itu, kini mulai diperhitungkan bahkan disejajarkan dengan calon-calon lainnya.
Namun yang paling heboh adalah Calon Gubernur (Cagub) Sulut, Yulius Selvanus Komaling (YSK) yang diusung Partai Gerindra dan beberapa partai politik lainnya. Masuknya YSK sebagai Cagub Sulut memang dipenuhi pro kontra.
Tidak jarang YSK dihujat dengan pertanyaan atau kalimat-kalimat miring yang sangat menyudutkannya. Mulai dari marga Komaling, hingga sepak terjangnya saat menjadi prajurit TNI AD, pun tidak terhindarkan.
Terakhir, adalah Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Sulut, Victor Mailangkay. Dia terlihat adem-ayem saja seolah tidak memiliki data suram. Terakhir sebelum dilamar YSK, Victor lebih intens memajukan Partai Nasional Demokrat (Nas-Dem) Sulut.
Di sisi lain, banyak pihak mengatakan kalau pemilihan gubernur (Pilgub) Sulut terasa pemilihan presiden atau Pilpres, karena merupakan pertarungan hidup mati PDI-Perjuangan melawan utusan Prabowo dan Partai Demokrat (PD), di kandang banteng.
Apakah anggapan ini hanya sekadar wacana ataukah sesungguhnya, yang pasti, tidak boleh dipandang sepele. Kita ketahui bersama, untuk menang dalam helatan ini memang sangat sulit, termasuk PDI Perjuangan, karena tingginya intevensi dari berbagai pihak.
Kenapa demikian, karena hadirnya YSK merupakan momok seriusi. Apalagi publik tahu, YSK merupakan ‘orang dalamnya’ Presiden Prabowo Subianto, yang ditempatkan di daerah.
Sementara PDI-Perjuangan dipastikan mati-matian mempertahankan kekuasaannya di bumi nyiur melambai. Diakui, hampir seluruh kabupaten dan kota di Sulut, dimenangkan partai berlambang banteng moncong putih PDIP.
Tapi dengan hadirnya sosok YSK, konstelasi politik bisa berubah. Sebagai partai penguasa, Gerindra dan koalisinya tentu akan melakukan manuver-manuver untuk memenangkannya.
Sedangkan pasangan E2L yang juga tidak lepas dari gonjang-ganjing, mau tidak mau harus diperhitungkan. Masalahnya, E2L yang merupakan pendatang lama, tentu memiliki pendukung militan hingga sekarang.
Bahkan ada sekelompok orang yang terang-terang menyatakan, Elly Engelbert Lasut (E2L) merupakan kuda hitam. Pernyataan ini janganlah dianggap sepele, karena sedikit saja lengah, bukan tak mungkin E2L naik tahta untuk lima tahun ke depan.
Pertempuran antara SK, YSK dan E2L dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (PilGub dan Wagub) Sulut 2024, bisa disebut pertarungan dingin. Meski SK yang diusung PDI Perjuangan, berpengalaman mengubah taktik dan strategi politik merebut suara terbanyak,tak membuat YSK dan E2L panik.
Karena YSK juga memiliki basis massa dan mampu memenangkan pertarungan. Analis politik melihat pertarungan SK, YSK dan E2L pada Pilgub dan Wagub, masih kental terasa kemenangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming.
Melihat konstalasi politik sampai 27 November 2024, persaingan antara ketiga calon kepala daerah, SK dan YSK diprediksi akan saling berebutan kursi gubernur. Sedangkan E2L dinilai bakal tertinggal.
Perhitungan politik, YSK dengan kekuatan ‘penguasa’ akan mampu mendobrak setiap halangan yang berada di depan. Sedangkan SK dengan kekuatan ‘merah’ yang mendominasi di setiap kabupaten/kota di Sulut, tidak sulit mengakomodirnya karena merupakan satu suara.
Lain halnya dengan E2L, meski diwarnai dengan sejumlah tudingan, namun tidak dapat dianggap sepele, karena suara militan saat bertarung dengan Sinyo Harry Sarundajang (SHS), merupakan modal. Belum lagi ditambah dengan suara pemilih dari lingkup Katolik yang dikenal dengan istilah satu komando.
Namun, apa pun yang akan terjadi, semuanya tergantung pada kita-kita sebagai pemilih. Dan siapa pun yang terpilih nanti, pastilah merupakan figur terbaik dan harus kita dukung. (Arthur Mumu)