Sejarah Koko Makassar Terulang Pilkada di Bangka Belitung, Ansori: Suara Rakyat Adalah Suara Tuhan

Ilustrasi Koko Kabupaten Bangka dan Kota Pangkal Pinang, Bangka Beitung
Sambar.id, Bangka, Babel
- Sejarah Koko pilwali Kota Makassar tahun 2018 kembali terulang kini pilkada dikabupaten/Kota Provinsi Bangka Belitung, Ansori mengatkan Suara Rakyat Adalah Suara Tuhan, jum'at 29 Novembar 2024.


Hal itu menarik disimak sebab Sejarah Kotak Kosong (Koko) Makassar kembali terulang Pilwali Kota Makassar, Kini 2 Kabupaten dan Kota di Propinsi Bangka Belitung (Babel) Pilkada serentak 27 November 2024 di Kabupaten Bangka dan Pemilihan Walikota (Pilwalkot) Pangkal Pinang.


Menurut, Pentolan Media Sambar.id Babel Musda Ansori Mengatakan Suara Rakyat adalah suara tuhan karena pilkada serentak diseluruh wilayah RI menyisakan cerita dramatis Koko.

Baca Juga: Quick Count...!!!, Kader Partai Besutan Prabowo Subianto "Tumbang" Pilwalkot Makassar Wattunnami Mulia

"Pada pilkada serentak diseluruh wilayah RI menyisakan cerita dramatis dimana kotak kosong yang difasilitasi negara sebagai wakil suara rakyat pada kontestasi politik melawan paslon tunggal akhirnya menunujukan Eksistensinya," tuturnya


Pilkada walikota dipangkal pinang dan pilkada bupati di kabupaten Bangka pada 27 november 2024 merupakan titik kulminasi kemenangan suara rakyat, Dalam menentukan pemimpin dan masa depan daerah untuk 5 tahun mendatang.


"Kotak kosong yang merupakan wadah aspirasi rakyat yang selama ini dikangkangi oleh oligarkhi politik ,membuktikan bahwa suara rakyat adalah suara Tuhan yang tidak akan bisa dibeli oleh siapa pun," katanya saat dikonfirmasi

Baca Juga: Kaperwil Sambar.id Jateng Ucapkan Selamat Atas Kemenangan H. Ahmad Lutfi  di Pilgub Jateng 2024

Dalam Pantauannya bahwa perakan suara rakyat diKabupaten bangka melalui Kotak kosong tidak masive bergerak, namun  dengan semangat, dan kesadaran masyarakatnya untuk perubahan signifikan.


Mulai dari kota sampai kepelosok desa suara kotak kosong memimpin di 7  kecamatan dari 8 Kecamatan yang ada dikabupaten Bangka pada perhitungan suara sementara diseluruh TPS.


"Ini menandakan bahwa masyarakat telah pandai dan melek politik yang selama ini aspirasi mereka telah di berikan ke wakilnya di dewan perwakilan rakyat yang seolah mengambil keuntungan dengan menjual rekomomendasi  parpol kepada paslon yang  beruang dan punya modal besar,  walaupun kenyataanya  bagi masyarakat kurang berbobot,primodial dan,malah  legitimasinya sudah sangat turun," ujarnya.

Baca Juga: Gibran Center Awasi TNI Polri dan ASN Yang Cawe Cawe di Pilwakot Makassar

Partai politik telah mengklaim bahwa dengan menggandeng paslon tersebut dapat dengan mudah memenangkan kontestasi dipilkada 2024 ini.


Harapan pun timbul dengan adanya kolom kosong yang merupakan jalur yang difasilitasi Negara yang hadir tanpa perlu visi misi dan janji janji, serta biaya politik .


"Ini adalah ibarat keyword yang seharusnya diperhatikan para Paslon Cakada untuk PeDe bahwa nggak perlu borong parpol karena Memakan biaya politik Mahal bahkan menghindari Kasus Money Politic untuk maju sebagai pimpinan daerah," bebernya

Baca Juga: Sidang Lanjutan Kasus Korupsi PT. Timah, Wartawan Sambar id Kembali Jadi Saksi di PN Jakarta Pusat

Kemenangan Kotak Kosong di Kabupaten Bangka merupakan cerminan bahwa seorang tokoh atau paslon juga dinilai kapabilitas,dan track recordnya selama menjabat dan memang terkesan  masyarakat Bangka induk "Angker " bagi Petahana Kepala Daerah untuk dapat menjabat selama 2 periode selama  pilkada sejak 2017 silam.


"Kemenangan kotak kosong dikab.bangka dan Pangkal pinang terkait pilkada 2024  adalah sejarah baru di Indonesia setelah KOKO menang di Makassar pada  27 Juni 2018 Silam," tandasnya


"Kotak kosong memberikan pelajaran kepada Oligarkhi kekuasaan dan untuk tidak main- main dengan suara rakyat karena Pilkada adalah pesta demokrasi yang seharusnya menjadi ajang  mencari pemimpin daerah secara kompetitif dan kaderisasi yang tangguh, Jujur, Kapabel dan mampu membawa perubahan yang lebih  baik didaerah dengan suara individu yang jujur dalam memilih tanpa intervensi dan penggiringan suara," tutupnya (*/red)


Lebih baru Lebih lama