Memirisnya, keluarga pasien yang mendatangi rumah sakit secara baik-baik justru mendapat perlakuan tidak baik. Dikatakan keluarga pasien, mereka justru diusir oleh salah satu petugas, yang belakangan diketahui bernama Arthur Lapian.
Lapian yang menjabat Kepala Bidang (Kabid) Keperawatan RSUD ODSK dengan sikap arogan, secara terang-terangan menegaskan, menolak memberikan data dokter dan perawat.
Selanjutnya, Arthur Lapian dengan suara lantang mengusir keluarga alamarhuma Meiske Mumu, yang saat itu didampingi Arthur Mumu dan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjend) Brigade Manguni Nusantara (BMS) Benny Montolalu.
"Kami tidak berikan data dan keterangan apa pun. Silahkan kalian keluar dari rumah sakit sini. Sekuriti atasi pa dorang. Torang tidak akan berikan data, keluar dari sini," ujar Leidy Mumu, mengutip pernyataan Arthur Lapian.
Padahal lanjut Leidy yang adalah putri kandung almarhuma Jouke Meiske Mumu, datang ke rumah sakit ODSK dengan sopan. Dia juga menegaskan tidak menyangka akan mendapat perlakuan kasar. Dasar itulah dirinya akan meneruskan kejadian itu ke penyidik yang menangani perkara tersebut.
Leidy Mumu juga menambahkan kalau permintaan data berupa nama dokter dan perawatnya sangat diperlukan untuk kepentingan berlanjutnya proses hukum, yang sementara ditangani Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Utara (Sulut).
Apalagi tambah dia, ibunya meninggal dengan cara tak wajar lantaran tidak becusnya pelayanan kesehatan. Disebutkan juga, sangat tak masuk akal seseorang yang hanya sakit perut, kemudian dimasukin selang ke hidung tanpa meminta persetujuan keluarga dan kemudian meninggal.
“Kami menduga ada sesuatu yang salah yang dilakukan tim medis. Buktinya sampai sekarang RSUD ODSK tidak pernah menyampaikan perihal kematian ibu saya, yang dapat diterima dengan akal sehat. Buktinya, sewaktu menangani sakit ibu saya, tim medis tidak meminta persetujuan keluarga, meski yang dilakukan sudah diluar batas kewajaran,” ketus Leidy.
Sebagai imbasnya, keluarga pasien menuntut pihak rumah sakit ODSK untuk bertanggung jawab dan memberikan klarifikasi terkait kematian ibunya.
Kecuali itu, mereka juga mendesak Direktur RSUD ODSK lebih meningkatkan pengawasan terhadap tindak-tanduk, baik dokter maupun perawatnya dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
“Salah satu tugas utama Direktur Utama RSUD ODSK adalah mengawasi dan membina para pegawainya jika diketahui lalai memberikan pelayanan kepada warga. Jangan setelah ada korban baru bertindak. Binatang saja kita rawat kesehatannya, apalagi manusia,” pungkas Ledy Sampelan.
Menyikapi kejadian malapraktek tersebut, Leidy pun berjanji akan tetap berjuang dan mengawal kasus kematian ibunya yang sedang ditangani polisi.
(arthur mumu)