Smart farming atau pertanian pintar adalah konsep pertanian yang memanfaatkan teknologi canggih untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi. Kegiatan dilaksanakan di Jalan Tupai Lorong 18 Kota Makassar yang merupakan lokasi KWT Cara’de.
Tim UNM menyampaikan Ucapan Terima Kasih Kepada Direktur DRTPM Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi. Kegiatan dilaksanakan di Jalan Tupai Lorong 18 Kota Makassar yang merupakan lokasi KWT Cara’de.
Adapun tim pengabdi terdiri atas Muhlis, S.TP.,M.P. (Ketua Tim dari Teknologi Pertanian Universitas Negeri Makassar), Khaidir Rahman, S.Pd.,M.Pd. (dari Teknologi Pertanian Universitas Negeri Makassar) dan Fatmawati, SP.,M.P. (dari Teknik Lingkungan Sekolah Tinggi Teknologi Nusantara Indonesia).
Kegiatan yang dilaksanakan oleh tim pengabdi berupa sosialisasi dan pelatihan alih teknologi kepada para anggota KWT Cara’de. Adapun tema pengabdian yang dibawakan ”PKM Penerapan Konsep Smart Farming di KWT Cara’de dalam Mensukseskan Program Lorong Wisata Kota Makassar
Kegiatan ini diharapkan memberikan pengetahuan kepada masyarakat terutama masyarakat perkotaan tentang pertanian cerdas.
Muhlis sebagai ketua tim menjelaskan bahwa: Sistem penyiram yang akan dijadikan sebagai solusi adalah sistem irigasi sprinkler berbasis IoT dengan menggunakan kontrol whatsup dan telegram.
Penerapan IoT di sektor pertanian telah membawa berbagai manfaat, seperti pemantauan suhu dan kelembapan tanah melalui sensor yang dapat diakses petani melalui smartphone atau gadget terhubung. Keunggulan IoT dalam pertanian mencakup pemantauan penyakit tanaman, aktivitas hama, dan kondisi tanah.
Teknologi nirkabel juga digunakan untuk memantau cuaca dan iklim. Selain itu, peralatan IoT dapat dijadwalkan untuk melakukan pemupukan, penyemprotan pestisida, dan penyiraman secara otomatis
System ini akan mengurangi jumlah tenaga kerja, mengefektifkan waktu serta menghindari pemborosan penggunaan air
System ini akan terkontrol dengan menggunakan perintah whatsup atau telegram. KWT Cara’de mengembangkan pertanaman sayuran sehingga system irigasi yang cocok dikembangkan adalah system irigasi sprinkler.
Irigasi sprinkler sangat cocok untuk tanaman sayuran atau tanaman merambat lainnya dengan model tanaman rendah.
Irigasi sprinkler meningkatkan efisiensi irigasi dan efisiensi penggunaan air pada tanaman dibandingkan dengan metode irigasi permukaan.
System irigasi sprinkler inilah yang dikontrol dengan menggunakan IoT berdasarkan perintah whatsup dan telegram dan sistem otomatis berdasarkan timer.
Dengan teknologi Internet of Things yang dapat membantu KWT Cara’de dan mampu membantu melakukan inovasi dalam proses bercocok tanam yang lebih baik untuk mempertahankan dan meningkatkan produktivitas tanaman.
Pertanaman yang metode springler berbasis IoT memiliki kelebihan yaitu mampu memberikan air secara otomatis (penyiraman), mengontrol volume air, dengan menggunakan smartphone
Internet of Things (IoT) adalah sebuah konsep/skenario dimana suatu objek yang memiliki kemampuan untuk mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi manusia ke manusia atau manusia ke komputer
Solusi yang kedua: Pemasaran hasil panen dengan sistem digital yaitu memberikan pelatihan digital marketing dalam pemasaran hasil panen berbasis online dengan membuat market place sendiri yang dikelola oleh KWT Cara’de.
Dengan adanya sistem inkubator bisnis ini dapat memasarkan hasil produksi KWT menjadi lebih luas jangkauannya sehingga tidak terbatas pada jangkauan lokal saja," jelasnya .
Pada kegiatan tersebut hadir Lurah Kelurahan Mamajang Luar, beliau mengapresiasi kegiatan ini dan mengharap semoga berlanjut terus kegiatan-kegiatan semacam ini yang merupakan kolaborasi antara perguruan tinggi dengan masyarakat.
"Kegiatan ini diharapkan meningkatkan kesejahteraan masyarkat perkotaan dalam menyongosng terwujudnya ketahanan pangan nasional dan relevan dengan tujuan pembangunan nasional berkelanjutan SDGs point satu (Menghapus kemiskinan/ no poverty) point 2 (mengakhiri kelaparan/no hunger)," tandas Muhlis