Bupati Oprimis RL Mampu Tekan Prevalensi Stunting




Sambaf.Id Bengkulu || Pjs. Bupati Rejang Lebong, Dr.H.Herwan Antoni, SKM, MKes, MSi, merasa optimis mampu menekan angka prevalensi stunting tahun 2024.


‘’Hingga saat ini angka stunting di Rejang Lebong masih tinggi. Yakni, 8,28 persen. Artinya, dari 100 balita ada 8 balita yang stunting. Kita berharap angka ini dapat ditekan dan diturunkan hingga dibawah 14 persen. Karena target Provinsi Bengkulu, 12,55 persen,’’ kata bupati saat membuka pemanduan kegiatan program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting Rejang Lebong tahun 2024 yang digelar di halaman Kantor Camat Curup Tengah, pukul 09.20 WIB, Senin, (14/10).


Kegiatan yang diselenggarakan Dinas DP3APPKB ini dihadiri Sekretaris Perwakilan BKKBN Prov Bengkulu, Nesianto, SE, MM, Camat Curup Tengah, Mardiana, SKM, MKM, Kabag Kesehatan Masyarakat Dinkes, Almaidi, para kader BKB, Kepala Puskesmas Curup Tengah, serta penyuluh KB. Plus perwakilan TNI-Polri.



Dihadapan para peserta, bupati juga mengurai definisi prevalensi. ‘’Prevalensi itu merupakan kejadian atau kasus baru ditambah kasus lama. Jadi, kasus baru berupa bayi baru lahir stunting ditambah balita yang lahir normal tapi dalam perkembangannya menjadi stunting. Dan di Rejang Lebong, kasus baru dan kasus lama sama sama tinggi,’’ tuturnya.


Untuk itu, seluruh jajaran Satgas Stunting dan pihak terkait agar sama sama melakukan pengawalan, pemeriksaan dan pengawasan maksimal. Yang melibatkan tim TPK, bidan desa, kader BKB, ahli gizi, dan kader Posyandu. Khususnya pemantauan kesehatan ibu hamil, bayi baru lahir dan balita yang dilakukan di seluruh Posyandu. Pemeriksaan dan pengukuran dilakukan harus dilakukan minimal 80 persen dari total populasi ibu hamil dan balita.


‘’Pengawalan maksimal itu harus dimulai dari persiapan remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui hingga balita. Dengan demikian akan diketahui secara detail ada dan tidaknya, balita stunting atau berapa angka stunting yang bisa ditekan dan diturunkan di desa dan kelurahan itu. Jika ini dilakukan Bersama kita optimis, angkat stunting dapat ditekan dan diturunkan,’’ ujarnya.


Selain itu bupati juga menghimbau seluruh masyarakat untuk menyiapkan pembentukan keluarga berkualitas. Yakni, keluarga sehat, cerdas dan produktif. Sehat secara fisik, sehat secara mental dan sehat secara sosial. Jadi, bukan sekedar mengikuti siklus hidup semata. Tapi, pembentukan keluarga itu harus dipersiapkan dan direncanakan secara baik.


Sementara itu Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Nesianto, SE, MM meminta DP3APPKB untuk dapat merealisasikan program disisa waktu 2024. 


‘’Program yang belum tercapai harus direalisasikan disisa waktu yang ada. Yakni, program Bangga Kencana, percepatan penurunan stunting dan pengelolaan dana alokasi khusus (DAK). Sehingga pada Desember 2024 seluruh program sudah tercapai 100 persen. Saat ini, pengelolaan DAK baru 49 persen,’’ jelas Nesianto.


Program Bangga Kencana tukas Nesianto sudah dilaksanakan secara nasional sejak tahun 1972. Saat ini, program Bangga Kencana di Provinsi Bengkulu sudah berjalan secara mandiri.


‘’Hanya saja, prevalensi stunting masih naik. Tapi, kasus di 2024 menurun dibanding tahun 2023. Tahun 2023 angka stunting di Provinsi Bengkulu 19,8 persen dan naik menjadi 20,2 persen atau naik 0,4 persen di tahun 2024. Masalah stunting ini menjadi beban kita semua. Sebab, kalau bayi lahir stunting susah untuk dinormalkan. Jadi, kurang dari 20 persen anak stunting bisa dinormalkan,’’ katanya.


Untuk itu, perlu dilakukan Langkah strategis percepatan penurunan stunting. Terutama tim percepatan penurunan stunting provinsi, kabupaten, kecamatan hingga desa dan kelurahan. Termasuk bidan desa, kader PKK, dan kader BKB agar sama-sama melakukan pengawalan, pengawasan dan pemeriksaan Kesehatan ibu hamil, bayi lahir, paska persalinan dan balita. 


‘’Berikan nutrisi cukup untuk ibi hamil, dan 90 tablet tambah darah serta hingga usia 6 bulan bayi lahir harus diberikan ASI. Dan usia bayi 6 bulan -1 tahun tutup nya. (Sj) 

Lebih baru Lebih lama