Malangke Tanah Leluhur Makam Raja Luwu ke 15 Terancam, Alkobar Unjuk Rasa

SAMBAR.ID, LUTRA, SULSEL - Malangke tanah leluhur, hari ini menjadi langganan banjir. Ini menjadi tamparan keras kepada kita semua, terutama kepada pemerintah Daerah kabupaten luwu Utara yang tidak mampu menjaga dengan baik tanah leluhur. 


Di Malangke terdapat makam bersejarah, yaitu makam raja Luwu ke 15 Andi Pattiware’ Pati Arase’ Daeng Parabung Sultan Muhammad Petta Matinro-E ri Pattimang (biasa juga disebut La Pattiware’) dan kompleks tersebut telan menjadi cagar budaya, di tahun 2024 ini pertama dalam sejarah nya kompleks makan datu Luwu ke 15 ini terendam. 


Ini menjadi teguran dari yang mahakuasa kepada pemangku kebijakan yang telah di amanahkan memimpin di Luwu Utara bahwasanya di Malangke ini sedang tidak baik baik saja Namum tidak ada upaya untuk memberikan solusi terbaik terhadap banjir ini


Banjir yang tak kunjung berhenti datang terus menerus hari demi hari, merusak lahan pertanian, pemukiman penduduk, akses jalan jadi lumpuh, ekonomi masyarakat juga kini menjadi lumpuh, tapi hari ini kita tidak melihat adanya upaya pemerintah daerah kabupaten Luwu Utara untuk menangani persoalan banjir ini.


Aliansi Masyarkar Korban Banjir Malangke Raya (AKOBAR) Malangke Raya, mengajak kepada seluruh masyarakat, pemuda, saudara, dan saudari yang ada di Malangke, 


"Kita yang terdampak langsung oleh banjir, baik itu Rumah, Kebun, sawah dan lahannya yang setiap harinya terkena banjir, mari kita turun dan tunjukkan bahwa hari ini kita marah dan sangat tidak nyaman dengan kondisi ta sekarang," 


Menurutnya bahwa adanya keluh kesah masyarakar, mengetuk pintu mewah gedung pemerintah daerah, membangunkan mereka. Sampaikan hari ini butuh penanganan secepatnya.


Kita akan melakukan aksi dengan membawa tuntutan diantaranya:

  1. Pemda harus segera mengatasi permasalah banjir di Malangke, dengan menutup Aliran sungai Baliase yang masuk ke aliran sungai Masamba, yang di mana saat ini kurang lebih 90% air sungai baliase masuk ke aliran sungai Masamba sehingga mengakibatkan luapan air di sepanjang aliran sungai Masamba yang melintas di kecamatan Malangke.
  2. Kami meminta hasil SID (Survey Investasi dan Design) Sungai Masamba yang menjadi dasar untuk mengetahui apa permasalahan di sungai Masamba kenapa bisa terjadi banjir terus menerus.
  3. Membuat jalan alternatif atau mencari jalan Alternatif dan memperbaiki jalan tersebut, sebagai pilihan kedua ketika jalan yang di daerah labalubu tergenang banjir.
  4. Sebagai penanganan jangka panjang kami meminta Pemda untuk segera melakukan normalisasi sungai Masamba Dan sungai Pattimang.
Diungkapkan bahwa masyarakat yang berdampak langsung bencana alam seperti banjir khususnya ditanah Malangke selama ini jadi sarang banjir.

"Sekali lagi kami sebagai masyarakat yang terdampak langsung oleh banjir Mari kita sama sama memperjuangkan daerah kita tercinta, mari kita sama sama memperjuangkan kesejahteraan tanah leluhur kita, karna kesejahteraan itu tidak akan bisa ada di tanah Malangke selama Malangke ini menjadi rumah dan sarang banjir,"

"SIRI'NA TO MALANGKE'E MELO ITIWI NAREKKO DEPA NASALAI WAE TANAH NA MALANGKE"
Lebih baru Lebih lama