Kecewa, NGO Difasilitasi Tenda Diluar Gedung Dan Dihargai Bingkisan Pada Acara Pelantikan DPRD Kota Pasuruan

SAMBAR.ID// KOTA PASURUAN - Merasa sangat kecewa, tamu undangan khusus NGO hanya difasilitasi sebuah tenda diluar gedung dan hanya diberi sebuah bingkisan dalam acara rapat paripurna pengucapan sumpah/janji 30 anggota DPRD Kota Pasuruan pada masa jabatan periode 2024-2029 bertepatan di Jl Balaikota, Kelurahan Kandangsapi, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan. Jumat Pagi (30/8/24)


Acara ini, bedasarkan undangan seluruh anggota Dewan berserta anggota keluarga dan OPD Kota Pasuruan. Turut diundang hanya beberapa Wartawan yang dibatasi dan NGO yang tergabung dari perwakilan Toga, Tomas, LSM dan Ormas se-Kota Pasuruan.


Menurut NGO, fasilitas yang diberikan dinilai tidak menghargai mereka, hanya tenda kecil layaknya bekupon (kandang burung dara) dengan kursi yang berada diluar gedung yang terasa panas dan tidak muat hingga Nglempoh (duduk bersimpuh) diatas rumput diluapkan dengan membuang bingkisan didepan pintu masuk gedung DPRD Kota Pasuruan.


"Terus terang hari ini, sangat, sangat, sangat kecewa, ini penghinaan, tidak menghargai, tidak menghormati. Karena kita ini diundang, yang ikut melahirkan calon-calon DPR yang duduk sekarang ini. Akan tetapi, tidak menghargai dan menghormati teman-teman. Masak pantas ditempatkan seperti kandang sampai duduk Nglempoh !," geram Ayik Suhaya, ketua GM FKPPI sekaligus Wagub LSM LIRA Jatim.


Hal senada juga diluapkan oleh NGO, yang menyatakan DPRD apresiasi tidak profesional dengan undangan NGO yang dirasa tidak pantas, tebang pilih, dan tidak ada persamaan. Sedangkan, gedung dan uang yang dipakai untuk acara ini memakai dana anggaran dari rakyat Kota Pasuruan.


"Seharusnya ada persamaan, tidak ada pembatas diluar gedung. Kami pun ingin menyaksikan pelantikan ini, tapi sangat ironis kalau kita ditempatkan diluar," ungkap Mbah Yono Keris.


"Ini sangat tidak pantas pemandangan ini !, kita ini rakyat, anggaran ini dipakai dari rakyat, kenapa kita dibiarkan Nglempoh (bersimpuh) diatas rumput," tegas Ali Mudin ketua LSM GEMPAR.


"Hari ini kita sangat kecewa betul, wakil rakyat sudah tebang pilih memberikan apresiasi pada NGO tidak profesional. Kami akan menyatakan sikap bahwasanya ini tidak bisa dibiarkan," papar Moudreix sekjen LSM-Bara.


"Sangat ironis sekali kita tidak bisa dihargai, ini moment dewan yang seenaknya sendiri. Padahal kita berkumpul bersama para alim ulama, Tomas, LSM dan Ormas untuk memberikan penghormatan kok dikucilkan. Apa bedanya kita dengan yang lain," ujar Nuchan Suropati Kutho.


"Untuk ketua Dewan, lain kali Tomas dan Toga dihargai, jangan dikasih tempat kayak bekupon e doro (kandang burung dara). Karena apa?, gedung sebesar ini dibangun untuk rakyat, uang dari rakyat, seharusnya merakyat bukan penghianat !," cetus Encuz LSM Surapati.


Mewakili NGO, Ayik Suhaya berharap untuk aliansi LSM se-Kota Pasuruan tetap harus wajib mengawal kinerja DPRD Pasuruan selama 5 tahun jangan sampai kinerjanya menyimpang sampai korupsi dan bekerja 3D: datang, duduk, duit. (Ilmia)

Lebih baru Lebih lama