PKK Desa Rejoso Kidul Lomba OPAL Tingkatkan Hanpangan


SAMBAR.ID// PASURUAN - Untuk meningkatkan program ketahanan pangan (Hanpangan) yang handal dengan memperdayakan keluarga serta meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat menuju keluarga yang sejahtera yang diprakarsai oleh Ibu-ibu PKK selaku tim penggerak lomba Obor Pangan Lestari (OPAL) di pendopo Desa Rejoso Kidul Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan.


Lomba OPAL dihadiri Hasanuddin selaku Kepala Desa, puluhan Ibu-ibu Kader PKK, para Perangkat Desa, beberapa tim juri dari Kecamatan, dan beberapa Bidan, serta 25 Mahasiswa dari UIN Sunan Ampel Surabaya, Senin Pagi (9/7/24).


Komponen yang dilombakan dari berbagai macam jenis sektor pertanian tanaman Hortikultura yang ditanam dalam urban farming, baik buah-buahan dan sayur-sayuran atau jenis tanaman salah satunya, jambu biji, jeruk kecil, stroberi, bawang, sawi, lobak dan puluhan jenis tanaman lainnya.


Upaya peningkatan produksi dalam sektor pertanian kegiatan lomba OPAL ini diikuti oleh 6 Desa diwilayah Kecamatan Rejoso, yakni Rejoso Kidul, Kemantren, Sambirejo, Kawisrejo, Ketegan, dan Manikrejo. Yang dinilai dari tim juri dari Kecamatan dan Dinkes, selain itu juga ada penjurian lomba Asman Toga.


Dalam sambutannya Kepala Desa menyampaikan bahwa program yang sangat baik dan bermanfaat bagi perkembangan dan dapat meningkatkan sumber penghasilan dibidang pertanian bagi Warga Masyarakat terutama Desa Rejoso Kidul.

"Mudah-mudahan jerih payah kita bisa menghasilkan hal yang memuaskan bagi kita semua, kedepannya lebih kompak karena macam-macam tanaman ini bisa meningkatkan penghasilan dan mendorong motivasi atau inovasi dalam menciptakan produk dan pemasaran," terang Hasanuddin.


Ia juga berharap demi kelancaran dan kesuksesan dalam usaha dibidang pertanian dan meningkatkan UMKM Warga, baik dari segi penanaman awal, perawatan, maupun pupuk dan sampai hasil panen  diharapkan support kepada kader PKK dari pihak Dinas terkait.


Tim juri memberikan wawasan jenis-jenis tanaman yang dibutukan sumber panas secara langsung dan tidak butuh paranet, misalnya sawi, bayam, kacang panjang dan memberikan wawasan yang harus dipikirkan biaya produksi dan harga jual agar mendapatkan hasil, dimana harus lebih efektif memanfaatkan pupuk dari sampah makanan.



"Kita Harus mengerti nama, kasiat dan kegunaannya. Memperhatikan perawatan yang menggunakan full pupuk kompos atau pupuk organik tidak semua harus menggunakan pupuk yang bercampur bahan kimia," imbuhnya.


Di beberapa tanaman ada yang cabuk'en (kutu putih) yang menempel pada batang maupun daun dimana hama itu menghisap daun hingga menyebabkan daun mengkerut. Cabuk tersebut dapat dihilangkan dengan disemprotkan memakai bawang putih, daun sirsak dan daun mimbo. 


"Kita harus bisa menanam tumbuhan yang menghasilkan oksigen, tidak menutup kemungkinan oksigen berkurang disebabkan banyaknya asap dampak pembakaran ataupun kebakaran," pungkas salah satu tim juri penilai.


(ILMIA/ALI)

Lebih baru Lebih lama