Budaya Hajat Laut Pangandaran Diramaikan Acara Kesenian Ronggeng

Sambar.id, Pangandaran, JABAR - Kepercayaan terhadap penguasa Laut Selatan masih sangat kental di Kabupaten Pangandaran. Para nelayan misalnya, masih ada yang percaya jika hasil tangkapan laut yang didapat ada campur tangan dari penguasa lautan. 

Karenanya untuk menjaga keselamatan dalam mencari nafkah di lautan, para nelayan senantiasa menggelar Ritual Hajat Laut setiap tahun, pelaksanaanya biasanya pada hari Kamis menjelang malam Jum'at Kliwon awal bulan Muharram atau Bulan Suro (penanggalan Jawa).

Dilansir dari Buku Pangandaran dari masa ke masa karya Prof Dr. Nina Lubis, alasan adanya Hajat Laut ini amat sederhana.

Seperti, mempersembahkan sesaji sebagai perwujudan rasa syukur dan terima kasih kepada penguasa Pantai Selatan atas semua kekayaan dan kemakmuran yang dilimpahkan kepada para nelayan selama ini.


Hajat laut adalah salah satu budaya yang di wajibkan setiap tahun di adakan, untuk menghindari dari bencana alam dampak gempa bumi dan tsunami.


Kali ini, hajat laut di ramaikan dengan acara ronggeng budaya sunda yang ada di Jawa Barat, serta di hadiri kepala desa perangkat desa, karang taruna, tokoh-tokoh masyarakat yang ada, bersama Wakil Bupati kabupaten Pangandaran yaitu Bapak H. Ujang Endin di Wisata Batu Hiu, Desa Ciliang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Sabtu (13/07/2024).

Menurutnya Hajat Laut merupakan akulturasi budaya yang datang dari wetan (Jawa), karena budaya asli Sunda itu tatanen atau bertani.


"Hajat Laut bisa diartikan sebuah niat rasa syukur dan keinginan kepada sang Maha Kuasa," katanya.


Acara puncak Hajat Laut, adalah pagelaran kesenian budaya Sunda serta berbagai Kemeriahan lainnya.


(David Eman)

Lebih baru Lebih lama