Potensi Bencana Banjir dan Longsor di Kecamatan Sinjai Tengah

Sambar.id, Sinjai, Sulsel - Sinjai Tengah merupakan wilayah yang terdiri atas Pegunungan, bukit, lembah serta ditumbuhi oleh berbagai jenis tumbuhan. Senin 06 Mei 2024


Baik tanaman perkebunan maupun tanaman musiman atau hortikultura, Kesemua flora yang tumbuh subur menambah elok dan indahnya wilayah ini.


Suasana iklim yang dingin serta masyarakat yang begitu baik dan penuh kesopan santunan menjadi suatu khasan tersendiri untuk mengunjungi daerah ini. 

Baca Juga: Peneliti Asal Bumi Panrita Kitta Ungkap Titik Rawan Bencana

Namun keelokan itu termarginalkan dengan adanya potensi-potensi hingga kejadian kebencanaan yang kadang terjadi di Kecamatan ini, seperti kejadain longsor yang terjadi pada awal Mei tahun 2024 dan kejadian-kejadaian banjir tahun-tahun sebelumnyaa berakibat hanyutnya beberapa rumah serta kerugian material lainnya. 


Melihat dari segi topografi Kecamatan Sinjai Tengah memiliki kemiringan lereng yang terdiri atas 2-5% (7,20-180) termasuk wilayah landai, 5-15% (180-540) termasuk miring dan 15-40% (540-1440) termasuk wilayah yang terjal. Pada. Berdasarkan kondisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Kecamatan Sinjai Tengah sangat rawan terkena bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor. 


Penelitian yang dilaksanakan oleh penulis pada tahun 2018-2020 dengan mengekplorasi beberapa titik yang dijadikan sebagai sampel dapat dijadikan referensi untuk melaksanakan mitigasi dini terhadap kebencanaan tersebut. Adapun titik sampel itu sebagai berikut: 

Baca Juga: Peneliti Bencana Beberkan Faktor Penyebab Banjir

Kawasan Desa Gantaran Kecamatan Sinjai Tengah pada titik koordinat S: 051414,6 E: 1200246,4 Topografi kawasan tersebut memiliki kemiringan 850 dengan ketinggian ±100m topografi masi termasuk kawasan lindung dengan jenis tanaman pinus dan tanaman liar lainya tetapi berpotensi terjadinya longsor kategori cura hujan di Desa tersebut mencapai 3000-3500 mm dengan kemiringan 5 - 15 %, 15 - 40 %, tutupan lahan Pertanian Lahan Basah, Pertanian Lahan Kering, jenis tana Andesit; basalt, Andesit; basalt; tephra berbutir halus; tephra berbutir kas dengan kategori bahaya longsor sedang dan bahaya longsor tinggi.


Kawasan Desa Pattongko Kecamatan Sinjai Tengah pada titik koordinat S: 051232,4 E: 1200452,0 Topografi kawasan tersebut memiliki kemiringan 400 dengan ketinggian ±70 m Vegetasi kawasan tersebut seharusnya menjadi kawasan lindung tetapi di alihfungsikan menjadi kawasan perkebunan dengan jenis tanaman yaitu pisang, kelapa, cengkeh dan rumah warga sehingga berpotensi terjadinya longsor.


Kategori curah hujan Desa tersebut mencapai 2500-3000 mm dan 3000-3500 mm dengan kemiringan 5 - 15 %, 15 - 40 % dan tutupan lahan Pertanian Lahan Kering, Pertanian Lahan Basah, dengan jenis tanah Andesit; basalt; tephra berbutir halus; tephra berbutir kas Andesit; basalt dengan kategori bahaya longsor sedang dan bahaya longsor tinggi. 

Baca Juga: Mitigasi Wilayah Sebaran Potensi Longsor di Sinjai Barat

Sementara sampel untuk potensi banjir diambil titik pada lokasi: Sungai Bihulo. Desa Kanrung, Kec. Sinjai Tengah, Kab. Sinjai


Sungai Bihulo merupakan salah satu sungai yang berlokasi di Kabupaten Sinjai dengan titik koordinat S: 05°12’04.8 dan E: 120°06’37.6, dengan potensi curah hujan 2000-2500 mm dan 2500-3000 mm, kemiringan kondisi topografi yaitu 5-15% dengan jenis tutupan pertanian lahan kering, dan pertanian lahan basah, dan jenis tanah di wilayah ini berjenis Tufit; batu lumpur; batu pasir, andesit; basalt.


Kondisi lapangan; kondisi bentaran sungai juga di alih fungsikan menjadi lahan pertanian sawah, dan sebagian bentaran sungai juga dialih fungsikan menjadi lahan perkebunan, sungai Bihulo juga memiliki kondisi bentaran sungai hampir sama dengan sungai Gofa. 

Baca Juga: Kendaraan Terseret Longsor di Jalan Poros Sinjai-Gowa

Dikarenakan bukan hanya alih fungsi lahan menjadi lahan perkebunan dan pertanian, akan tetapi di sekitaran bantaran sungai juga memiliki tambang pasir


Berdasarkan pemantauan penulis, salah satu penyebab tingginya potensi kebencanaan hidrometeorologi basah di wilayah Kecamatan Sinjai Tengah adalah karena nilai fungsi Lindung DAS yang menurun. 


Salah satu penyebab turunnya nilai fungsi lindung DAS adalah dampak dari alih fungsi lahan, yang awalnya merupakan hutan menjadi lahan kegiatan manusia seperti perkebunan, hortikultura. Ini terjadi dalam periode yang sudah lama karena mengikuti siklus iklim yang priodenya panjang. 


Ketika fungsi lindung DAS di hulu menurun maka ketika terjadi hujan yang terjadi adalah run off atau aliran permukaan yang akan membawa materi berupa tanah yang tidak memiliki vegetasi. 


Air akan mengalir jauh sehungga tidak terjadi infiltrasi dan perkolasi sehinga akan bermuara ke sungai yang mengakibatkan banjir bandang. 


Langkah-langkah anatsipasi yang bisa laksanakan:


Konservasi lahan dengan metode vegetatif, yaitu konservasi dengan memanfaatkan tanaman hidup atau penanaman kembali ke wilayah-wilayah yang gundul (reboisasi). 


Tanaman penutup tanah, Pergiliran tanaman, Agroforestry, Sistem manajemen tanah dan pengendalian erosi, Pengendalian erosi dengan cara budidaya


Konservasi lahan dengan metode mekanis, yaitu dengan melaksanakan terasering wilayah, pertanaman mengikuti kontur


Konservasi lahan dengan metode kimiawi yaitu penggunaan pupuk kompos dan sistem pertanian berkelanjutan. (*)


Penulis: Muhlis Salfat, S.TP.,MP. Peneliti Bencana

Lebih baru Lebih lama