Kasusnya terus meningkat. Bahkan pada tahun 2024 seorang warga dilaporkan meninggal dunia terserang DBD.
"Jumlah kasus dari tahun ke tahun bertambah. Bertambah, karena sistem pelaporan kami diperketat setiap hari pemantauannya," ujar Reynold Ubra, Rabu (08/05/2024).
Menurut Reynold peningkatan kasus tersebut dikarenakan banyak hutan yang dibongkar dan curah hujan tinggi ditambah sistem drainase yang terbuka.
“Dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk gerakan pemberantasan sarang nyamuk,” terangnya.
Saat ini Dinkes Mimika memperkuat deteksi dini kasus untuk mencegah kembali terjadinya kematian akibat DBD.
"Yang kami kontrol adalah deteksi dini dan tidak adanya kematian. Laporan kami diperketat setiap hari. Pemantauannya itu berbeda dengan empat atau lima tahun lalu,” pungkasnya.
Rilis:joko lelono
