Pentingnya PSN dalam Mencegah Penyakit DBD dan Perlindungan diri di Desa Margaluyu, KAB. SUMEDANG


Sambar. Id-Pentingnya PSN dalam Mencegah Penyakit DBD dan Perlindungan diri di Desa Margaluyu, KAB. SUMEDANG


Sambar. Id-Sumedang-Dengan dikeluarkannya Surat Edaran NOMOR 32 TAHUN 2024 Tentang Gerakan Setentak pemberantasan sarang Nyamuk (PSN) .oleh HJ. TUTI RUSWATI, S.SOS.M.SI.Plh. Bupati Sumedang.Pada tanggal 18 April 2024.


Maka Masyarakat di rw 04 mendapat peritah dari pemerintah desa margaluyu Kecamatan Tanjungsari untuk melaksanakan jum,ah Bersih sesuai surat edaran pj bupati  kab sumedang.Dlm hal ini pemerintah desa margaluyu ikut serta melaksanakan kegiatan Jumsih di wilayah rt 01 rw 04.melalui kades margaluyu H. Mamad. 




Dari pada itu diawali sekertaris  desa margaluyu yaitu bapak Dedy. memberi contoh baik kepada Warga masyarakat ,bisa berharap  masyarakat nya,Baik  kasi pemerintahan juga bapak yadi yang turun langsung  dan di ikuti oleh bapak kadus  1 riki.Yang langsung bersatu dan bergabung dengan kegiatan jum,at bersih. 



Sebagai bentuk kewaspadaan terhadap peningkatan jumlah kasus Demam Berdarah .Dengue (DBD) di Kabupaten Sumedang,  dilakukan upaya-upaya pengendalian secara berkesinambungan untuk meminimalisir kasus dimaksud. Diimbau kepada Saudara untuk melakukan langkah-langkah sebagai berikut: 


1. Melaksanakan kegiatan Kerja Bakti Massal (KBM) dengan fokus pada upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara serentak di wilayah masing-masing yang dimulai secara serentak pada hari Jum’at tanggal 19 April 2024 pukul 08.00 WIB s.d. selesai, yang disiarkan secara langsung melalui zoom meeting dengan meeting ID: 861 3649 3363 passcode: 227718. Untuk selanjutnya kegiatan ini agar dapat dilakukan secara berkala pada setiap hari Jumat, dengan melibatkan seluruh warga masyarakat, pegawai, karyawan, organisasi masyarakat, kader kesehatan, maupun sumber daya lainnya yang ada di wilayah kerja dan seluruh masyarakat Kabupaten Sumedang dengan fokus KBM pada kegiatan PSN.


2. Khusus di lingkungan pendidikan formal dan nonformal Kegiatan PSN juga dilakukan dengan menggerakkan seluruh Tenaga Pendidik, Tenaga Kependidikan dan Siswa untuk berpartisipasi.

3. Kegiatan PSN yang dimaksud antara lain: 

a. Melakukan pemantauan jentik terhadap tempat-tempat penampungan air (bak mandi, drum atau tong-tong penampung air, tandon, dll) serta barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tampungan air (ban bekas, kaleng-kaleng bekas, botol plastik, dll).

b. Menguras tempat penampungan air yang ditemukan jentik pada saat dilakukan kegiatan pemantauan.

c. Menutup tempat-tempat penampungan air dengan menggunakan kelambu air.

d. Mendaur ulang barang-barang bekas yang menjadi tempat penampungan air.

e. Melakukan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue kepada masyarakat.


4. Untuk mendukung efektivitas kegiatan PSN agar dapat mengaktifkan kembali Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) di instansi masing-masing baik perkantoran, sekolah, maupun rumah tangga.


5. Kepala Puskesmas dan jajaran untuk lebih meningkatkan koordinasi secara aktif dengan lintas sektor dalam wilayah kerjanya dan melaporkan kegiatan PSN kepada Kepada Dinas kesehatan termasuk diantaranya mempersiapkan kebutuhan logistik kegiatan sesuai dengan stok yang tersedia, antara lain: 

a. Larvasida (Abate); 

b. Kelambu Air; 

c. Form-form pencatatan dan pelaporan; 

d. Lembar balik, leaflet, atau brosur. 


6. Kepala Puskesmas agar menggerakkan tenaga-tenaga Sanitarian dan Promosi Kesehatan untuk melakukan komunikasi efektif kepada masyarakat melalui penyuluhan, konsultasi, FGD, maupun melalui mediamedia cetak seperti lembar balik, brosur, leaflet serta media sosial puskesmas.




Bapak Rw 04 Iwan Sunarya Menambahkan bahwa PSN merupakan bagian intervensi lingkungan dalam upaya pengendalian penyakit DBD yang di kenal dengan kegiatan PSN melalui 3 M Plus, yaitu : Menguras; menguras & dan menyikat dinding tempat-tempat penampungan air, minimal satu minggu sekali, bertujuan untuk menghilangkan jentik maupun telur nyamuk. Menutup; menutup rapat-rapat penampungan air, bertujuan agar tempat penampungan air tidak menjadi sarang nyamuk. Mendaur ulang barang bekas, barang bekas yang tidak terpakai didaur menjadi barang yang berguna, mengurangi potensi menjadi sarang nyamuk dan mengurangi dampak pencemaran."Ucapnya


3M Plus terdiri dari :


1. Menguras/membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain.


2. Menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya.


3. Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk yang menularkan demam berdarah.


Plus-nya yaitu kegiatan pencegahan DBD lainnya, seperti :


1. Menaburkan bubuk larvasida (lebih dikenal dengan bubuk abate) pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan.

2. Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk.

3. Menggunakan kelambu saat tidur.

4. Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.

5. Menanam tanaman pengusir nyamuk.

6. Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah supaya tidak gelap dan lembab.


7. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain- lain.




Pendampingan bagi kader posyandu ini memberikan sosialisasi atau edukasi pengenalan terkait dengan penyakit-penyakit zoonosis yang ditularkan oleh nyamuk seperti penyakit Demam  Berdarah Dengue, Filariasis atau Kaki Gajah, Malaria, Chikungunya, JE dan Zika. Media yang digunakan untuk knowledge transfer adalah dengan penyajian PPT, leaflet dan video. Materi berkaitan dengan nyamuk, membedakan genus nyamuk dan cari-ciri morfologi seperti nyamuk Aedes aegypti sebagai penular DBD. Nyamuk ini berukuran kecil dan berwarna hitam dengan bercak-bercak putih di seluruh tubuhnya. Aktifitas menggit Aedes aegypti di pagi hari hingga sore hari, dan habitat atau tempat perkembangbiakannya di sekitar pemukiman seperti bak mandi, drum, kentong, vas bunga, ban bekas, kaleng bekas dan lain-lain. Pada umumnya jentiknya hidup pada air yang bersih yang tidak kontak langsung dengan tanah. Dan posis jentik Ae.aegypti dalam air waktu istirahat mengantung atau membentuk sudut dimana bagian ekor yang terdapat alat pernapasan (sipon) berada di atas permukaan air dan kepalahnya mengarah kebawah. Sedangkan untuk genus Anopheles Spp waktu aktif mencari darah/mengisap pada sore hingga pagi hari, dan jentik hidup di air yang kontak langsung dengan tanah, posisi istirahat dalam air sejajar dengan permukaan air karena memiliki alat pernapasan pada setiap segmen abdomen.


Demam berdarah dengue adalah penyakit infeksi yang ditandai dengan (panas, demam disertai perdarahan) yang disebabkan oleh virus dengue. DBD ditularkan oleh nyamuk Ae.aegypti. Salah satu upaya yang sangat efektif dalam pengendalian penyakit DBD adalah dengan memutuskan siklus perkembang biakan nyamuk Ades aegypty dengan cara PSN yang dilakukan oleh seluruh masyarakat. Siklus hidup Aedes aegypti merupakan siklus hidup sempurna yaitu fase telur, jentik /larva (5-7 hari), pupa (1-2 hari), nyamuk dewasa (1-2 hari). Ciri- ciri telur Aedes spp, yaitu bertelur di tepi dinding atas permukaan air, telur berbentuk oval berwarna hitam, telur dalam keadaan kering dapat bertahan 3-6 bulan.




Salah satu upaya pemberantasan DBD adalah pengendalian vektor melalui srrveilans vektor yang diatur dalam  Kepmenkes No.581 tahun 1992, bahwa kegiatan PSN dilakukan secara periodik oleh Masyarakat yang di koordinir oleh RT/RW. Keberhasilan kegiatan PSN dapat diukur pada keberadaan vektor  yaitu dengan Angka Bebas Jentik (ABJ). Apabila ABJ ≥ 95% diharapkan penularan DBD dapat di cegah atau dikurangi. Dengan adanya kegiatan pendampingan bagi kader posyandu dalam kegiatan PSN atau JUMSIH jentik oleh para ibu ibu Pos Yandu di Desa margaluyu sebagai bagian dalam Upaya pengendalian penyakit DBD. Perlu dukungan dari stakeholder, Toko Masyarakat, Toko Agama, Profesi, Masyarakat diharapkan terlibat aktif dalam kegiatan PSN yang dilakukan secara berkualitas, serentak, keseluruhan dan berkesinambungan. Perlu juga membentuk kader atau salah satu anggota rumah tangga (ART) sebagai petugas dalam memantau dan membasmi jentik di Rumah atau yang dikenal dengan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J). Yang pada akhirnya diharapkan Dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya PSN melalui sanitasi, kebersihan lingkungan, pencegahan penyakit. Melalui edukasi yang diberikan oleh kader posyandu sebagai intevensi  dalam upaya pengendalin penyakit DBD sebagai Harapan Wsrga masyarakat Kampung Mariuk desa margaluyu Kec Tanjungsarj Kab Sumedang.

 

Asep-red //Aki iwan-Kabiro kab sumedang




Lebih baru Lebih lama