Himbauan Terbuka Priotas Kerja Gubernur PP dan Bupati Jayawijaya Sekaran Untuk Kedepan

Ismail Asso adalah Anggota MRP PP Pokja Agama Islam
Sambar.id, Papua - Disini pada tempatnya saya mau sampaikan hal paling urgen dan sentral yang dari satu pemimpin ke pemimpin lain sebagai seorang pejabat Bupati dan atau Gubernur persoalan ini tak pernah mendapat porsi perhatian bahkan ada kecenderungan mau menghilangkan nilai-nilai luhur dan bersifat sangat sacral karena itu menyangkut manusia dan kepercayaan akan kekuatan padanya semua orientasi pikiran dan tindakan diarahkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Lembah Balim Jayawijaya khususnya dan Paoua Pegunungan seluruhnya adalah porsi perhatian pembangunan HONAI KANEKE. 


Sesuai namanya Honai Kaneke tak lebih tak kurang adalah semacam “rumah ibadah” yang didalamnya tersusun rapih warisan leluhur berupa benda-benda sacral yakni HAREKEN. Hareken sesuai namanya terdiri dari dua secara etimologi (secara harfiah), HAR : ENGAU (TUHAN), EKEN (PUSAT/INTI). Jadi HAREKEN adalah inti atau pusat dari semua orientasi visi misi tindakan dan pikiran seorang manusia Jayawijaya mengarahkan segala tindakannya masa depannya hidup dan kehidupannya.


Secara singkat seperti saya jelaskan diatas silahkan baca berbagai refrensi berbagai karya seperti Prof Doktor Myron Bromley, Prof Doktor Astrid Susanto Sunaryo, Agus Alue Alua, Ngadimin dll sangat banyak sekali bahkan buku karya dalam bahasa Belanda.


Mengapa ini perlu? Karena untuk membangun suatu masyarakat dalam hal ini masyarakat Papua Pegunungan khususnya Rakyat Lembah Balim Jayawijaya sebagai pusat peradaban manusia Papua, sejak zaman batu primitive ke era masa kini, era modern, era science dan technology, tidak bisa tidak harus dari akar budaya rakyat Papua sendiri, kita tak bisa cangkok begitu saja peradaban asing dipaksakan kepada masyarakat Papua kecuali dampaknya sikap dan mentalitas penduduk asli pribumi Papua menjadi obyek, penonton, korban pembangunan, mereka tersingkir dari diri dan habitat mereka sendiri sehingga tak lagi kokoh berakar didalam tanah kecuali diatas Busa.


Rakyat Pribumi tak lagi menjadi subyek, sebagai pelaku dan pelaksana program negara melaksanakan Otonomi Khusus, mereka malah sebaliknya tercerabut dari nilai-nilai hakiki dan Luhur mereka sendiri melainkan kontiunitas peradaban diatas tanah keropos mudah timbang oleh tiupan angin. Sebagai dampaknya dewasa ini oleh akibat ekses orientasi pembangunan bersifat button Up (dari atas kebawah) yang tak dipahami dan dihayati masyarakat pendukung pembanguna menciptakan mentalitas, menjadi asing diatas Tanah sendiri, devrivation, ter-alienation, dislocation dan berbagai kecenderungan negative lainnya.


Sehingga wajar kalau kemudian semua program pembangunan misalnya pembangunan Kantor Gubernur, pembangunan Kantor Polda, Kantor Kodam dll semua akan ditolak karena sejak awal setting pola pembangunan bersifat Button Up, semua dianggap asing dan datang menjajah, melahirkan dampak langsung sikap antipati dan separisme dan sterusnya.


Oleh sebab itu setingan pembangunan kedepan perlu dihormati nilai-nilai warisan leluhur, Honai Kaneke, wajib dipugar dan memberi porsi alokasi Dana Hibah khusus pemugaran Hani-Hani yang didalamnya tersimpan HAREKEN sebagai pusat dari peradaban Manusia Papua.


Mengapa?


Bahwa nilai hidup dan masih dihayati masyarakat Papua Pegunungan khususnya sekitar Lembah Balim Jayawijaya dan Papua Pegunungan adalah nilai-nilai warisan leluhur, yang didalamnya tersimpan benda-benda sacral di sebut Hanai Kaneke atau Kanekala.


Saya ikuti dari satu Bupati ke Bupati lain silih berganti sejak kecil sampai hari ini, persoalan ini tak mendapatkan porsi perhatian, padahal sejatinya berapapun masyarakat Papua Pegunungan sudah menerima agama tetapi dalam kecenderungan aspek spritual nilai-nilai luhur warisan nenek moyang yang dinamai HAREKEN masih sangat dominan dalam bertindak dalam berfikir dan dalam keseharian hidup dan kematian manusia Papua Pegunungan lebih khusus Lembah Balim Jayawijaya sebagai pusat peradaban manusia Papua.



Pemugaran alokasi Dana Hibah Pemkab seluruh Lembah Balim Kabupaten Jayawijaya untuk me-revitalisasi Honai Kaneke Adat Warisan leluhur perlu dipugar kembali melalui bantuan alokasi Dana Hibah karena nilai-nilai par exalance perlu dilestarikan sesuai semangat UU Otusu Papua



Selain program pritioritas pembangunan infra struktur dan suprasruktrur seperti jalan aspal, jembatan, listrik, fasilitas pendidikan dan kesehatan, yang sangat amat dibutuhkan menjadi perhatian prioritas adalah pengalokasian dana Otonomi Khusus yang sangat Besar bagi pemugaran Honai Kaneke diseluruh Lembah Balim dan Papua Pegunungan menjadi awal mula fondasi  (recontrution) pembangunan Papua Pegunungan kedepan dari sekarang yang wajib diperhatikan seluruh Bupati dan PJ Gubernur PP.


Mengapa HAREKEN sangat Penting?


Karena peradaban Lembah Balim dan Papua Pegunungan terpusat ada pada HAREKEN, melahirkan pemimpin Besar, seperti Aipon Asso, Puna Lani, Ukumearik Asso, Silo Doga dan Kurulu Mabel, Weneule Hubi dll. Para pemimpin sejati berasal dari Lembah Balim seperti benerapa nama saya tapi masih banyak seluruh Lembah Balim setiap suku Aliansi, klen dan Wilayah Perkampungan pernah memiliki para pemimpin sejati orang-orang besar, hari ini manusia lembah Balim tak ubah domba sesat, bodoh, penakut bisa digiring masuk dalam lobang pembantaian dan kesesatan yang tersesat sesesat-sesatnya dari diri sendiri, tanpa tujuan hidup pasti dan digiring masuk dalam pembantaian masa lalu untuk mengubur masa depan manusia Papua sendiri dari dirinya, proses penyangkalan oleh hegemoni nilai-nilai baru dan asing dari agama dan berbagai budaya asing.


Tulisan ini berangkat dari pengamatan kecenderungan generasi muda masa kini, generasi instan, yang telah kehilangan jati diri dan masa depan yang pasti. Berbagai perubahan yang terus dan cepat menyebabkan kecenderungan mentalitas generasi muda Papua menjadi generasi yang dikorbankan karena sejak semula program pembangunan negara tak berdasarkan pada nilai-nilai lokalitas rakyat Papua sendiri yang itu bersumber Honai Kaneke tapi berdasar bersifat semrawut, kacau balau, tanpa pola jelas dan pasti mau mengarahkan kemana.


Sekali Lagi, Mengapa Honai Kaneke urgen (penting)? Karena yang punya manusia dan punya hajat hidup Kaneke, Hareken, dan Hareken atau Tugiken ada tersimpan didalam Honai. Maka wajar usulan ini Dana Hibah porsi perhatian pertama dan anggaran sebesar-sebabnya diarahkan ke pemugaran Honai Kaneke.


Selain nilai lain dari asing seperti agama dan budaya ilmu pengetahuan umum, Hareken adalah fondasi, dasar, inti, pusat dari pikiran, gerakan, tujuan hidup manusia Papua khususnya Wilayah Papua Pegunungan masih menghayati, menjalani, menganut, menghidupi, menjalani kehidupannya berdasar nilai-nilai diri mereka dan temuan mereka melalui warisan leluhur didalamnya Hanai Hareken orientasi hidup dan kehidupan manusia Lembah Balim Papua Pegungan mengarahkan hidupnya dan membangun masa depannya sebagai nilai hidup.


Yang punya Tanah Papua Honai Hareken, Yang Punya Gunung -Gunung Emas seluruh Papua Pegunungan Honai Hareken, Yang Punya Sungai Honai Hareken, Semua Cerita Sacral ada didalam Honai Kaneke. Mana yang mau kita menyangkal ?


Welesi 28 April 2024


 Ismail Asso adalah Anggota MRP PP Pokja Agama Islam

Lebih baru Lebih lama