Sambar.id, SUBANG,JABAR - Untuk pencegahan stunting pada anak-anak di Kabupaten Subang, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana bersama UPTD P5A Ciasem & Blanakan melaksanakan orientasi Tim Pendampingan Keluarga (TPK), yang bertempat di aula Desa Rawamekar, Senin (04/03/2024).
Kepala UPTD P5A Ciasem dan Belanakan Syafrudin Martanegara, S.E, M.M, dalam sambutannya mengatakan, bahwa masalah stunting saat ini merupakan masalah nasional yang mendapat prioritas utama. Penanggulangan stunting akan berjalan optimal jika melibatkan seluruh lapisan masyarakat.
"Untuk itulah kenapa kita melibatkan kader dan nakes agar lebih mudah terhubung dengan masyarakat," ungkapnya.
Selain itu Abang Rambe, panggilan Syafrudin Martanegara mengatakan, bahwa anggota TPK yang mengikuti pelatihan dan pendampingan ini akan mendapatkan materi dan arahan dari Tim monitoring & fasilitator orientasi TPK Kabupaten Subang.
"Semua materi yang akan diberikan pada orientasi ini adalah bekal TPK untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, pembentukan sikap dan perilaku TPK dalam melaksanakan pendampingan keluarga beresiko stunting di tingkat desa.
"Untuk materi dari masing-masing pembimbing sudah ada teknis apa yang harus disampaikan di lapangan," katanya.
Abang Rambe berharap, kegiatan ini akan berdampak besar pada penurunan stunting sehingga bisa melahirkan generasi penerus yang hebat dan tangguh baik secara fisik maupun mental.
"Dengan adanya pelatihan ini mudah-mudahan di wilayah Kecamatan Ciasem dan Belanakan tidak ada stunting dan semua harus direncanakan dari awal mulai kandungan hingga balita. Untuk calon pengantin, juga harus punya sertifikat yang namanya eksimil (elektronik siap menikah dan hamil) jadi nanti akan dipantau terus perkembangannya," terangnya.
Sementara itu Camat Blanakan Furwani AP., M.Si, sangat mengapresiasi dan menyambut baik program pemerintah untuk atasi stunting.
"Masalah yang sedikit sulit diatasi di wilayah kita , yaitu fenomena pernikahan dini. Sementara tingkat kedewasaan atau kematangan dalam membangun sebuah rumah tangga masih belum mereka miliki,” ujar Camat.
Camat berharap, dengan adanya orientasi Tim Pendamping Keluarga (TPK) dapat membantu mengatasi salah satu masalah tersebut, karena itulah yang akan menjadi tantangan Tim Pendamping Keluarga di lapangan, baik itu mengatasi masalah Pernikahan dini, dan mengatasi stunting, sehingga tercapainya tujuan program dari pemerintah," pungkasnya.