Hendrizal yang dikenal masyarakat sebagai penyuluh di kecamatan Rumbai yang bertugas mensosialisasikan bagaimana membangun terwujudnya Keluarga Berkualitas. Tak hanya itu, ia juga memiliki rasa kepedulian di bidang pendidikan, terutama merespon cepat jika ada masalah yang mengganjal masyarakat di wilayahnya.
Selama perjalanan karirnya ditemukan banyak problematika yang belum selesai terutama didalam keluarga-keluarga yang ia temui.
Persoalan krusial yang mendapat perhatiannya adalah masih ia dapatkan, pengaduan masyarakat tentang ijazah yang masih tertahan di sekolah karena administrasi hutang, yang jika di akumulasi bisa bernilai fantastis ratusan juta rupiah.
Untuk memuluskan orang tua mendapatkan ijazah yang sudah menjadi hak anaknya, ia menggandeng Forum Pemuda Peduli Masyarakat Miskin (FPPMM). Komunitas Pemuda Peduli ini, digawangi Randi di tingkat kecamatan Rumbai dan Suhermanto, SH di kota Pekanbaru.
"Ijazah ini sangat penting bagi anak untuk mendapatkan pekerjaan yang baik sehingga mampu membantu ekonomi keluarga selanjutnya, keluarganya akan berkualitas sebab berpenghasilan cukup, apalagi ijazah ini sudah bertahun – tahun tertahan di sekolah banyak keluarga tak mampu untuk menebusnya itu sebabnya kita harus ambil inisiatif bagaimana caranya bisa membantu," jelasnya saat melakukan rembuk diskusi.
Ide ini disambut baik Suhermanto Ketua FPPMM Pekanbaru dengan memperjuangkan nasib 300 anak yang ijazahnya tertahan di masing-masing sekolah yang berada di Pekanbaru.
"Saat ini sudah 200 ijazah yang berhasil kita perjuangkan agar bisa diterima siswa. Karena ini adalah hak mereka usai menamatkan sekolah. Bukan sebaliknya ditahan hanya karena persoalan administrasi," tegasnya.
Ia juga mengatakan atas kerjasama ini, siswa lulusan SMKN 5 Pekanbaru, SMKN 7 Pekanbaru dan sekolah lainnya yang berada di Pekanbaru berhasil dibantu. Padahal selama ini, ijazah tersebut sudah tertahan bertahun-tahun lamanya.
"Kami sangat mengapresiasi tindakan positif ini. Kami juga terkesan atas kepedulian pak Hendrizal dalam hal ini dan hari ini Selasa (20/2/2024) kami memberikan Penghargaan atas inisiatif dan tingginya kepedulian terhadap masyarakat kurang mampu," jelas mahasiswa Pasca Sarjana Hukum UIR ini.
Bak gayung bersambut, hasil positif ini menurut Hendrizal bagian dari perjuangannya untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Apalagi ijazah diperlukan para siswa untuk mencari kerja selesai tamat pendidikan. Jika ijazah di tahan, tentunya para siswa ini akan sulit bekerja, berimbas meningkatnya angka pengangguran dan kemiskinan yang tentunya berlawanan dengan program pemerintah.
"Saya bersyukur bisa memberikan sedikit makna bagi masyarakat. Dan rasa kepedulian dalam wilayah tugas atau bukan sudah wajib dilakukan bagi penyuluh sesuai dengan arahan Ibu Dra. Mardalena Wati Yulia, M.Si selaku Kepala Perwakilan BKKBN Riau," tukasnya.
Ia juga mengimbau agar sikap yang sama juga ditunjukkan oleh rekan lainnya agar responsif dalam menindaklanjuti problematika yang ada di masyarakat. Yakni dengan menjadi fasilitator agar program terwujudnya Keluarga Berkualitas tercapai dengan baik.***