Direktur Pendidikan PJC: Kuasai Dua Kunci Ini, Maka Anda Akan Mampu Menulis Berita

PJC Sukses Gelar Pelatihan Jurnalistik Diikuti Peserta dari 17 Provinsi





Sambar.id, Pekanbaru- Menulis berita itu gampang. Pertama, tulis kalimat narasumber kedua, perkuat dengan kutipan langsung.Demikian disampaikan Abdul Kadir, S.Pd., M.Pd., M.I.Kom Direktur Pendidikan Lembaga Pendidikan Wartawan Pekanbaru Journalist Center (PJC) saat memberikan materi pelatihan jurnalistik yang digelar secara hybrid di kantor PJC Sabtu, (18/11/23) siang.


Menurut pria kelahiran 20 Mei itu, cara mudah menulis berita hanya perlu menuliskan kalimat narasumber lalu diperkuat dengan kutipan langsung.


"Cara menulis kalimat langsung ini yang terkadang salah kaprah dalam menulis," tuturnya.


Kalimat langsung kata instruktur jurnalis itu, ditandai dengan dengan tanda petik yang melekat pada huruf pertama dan diawali dengan huruf kapital.


"Kemudian di bagian akhir kalimat langsung itu diberi tanda baca berupa koma yang melekat di huruf terakhir lalu diberi tanda petik," kata alumni Magister Ilmu Komunikasi UMJ itu.


Perlu dipahami, setelah tanda petik di akhir itu menggunakan huruf kecil bukan huruf kapital.


"Terkadang disini yang banyak salah tulis. Cara membedakannya adalah, tanda petik di awal itu menggunakan huruf kapital sementara setelah tanda petik kedua itu menggunakan huruf kecil," paparnya.


Lulusan Magister Bahasa dari Universitas Bung Hatta Padang itu memberikan contoh cara membuat kutipan langsung.


"Beri tanda petik kemudian huruf pertamanya harus menggunakan huruf kapital. Setelah kalimat selesai di bagian akhir kalimat jangan lupa berikan tanda koma yang menempel kemudian tambahkan tanda petik. Kemudian setelah tanda petik berikan spasi lalu gunakan huruf kecil. Ingat ya huruf kecil bukan huruf kapital. Contoh, paparnya maka huruf p pada kata paparnya adalah huruf kecil bukan huruf kapital," jelasnya.


Biasanya sebut Kadir, saat menulis berita di handphone atau di laptop secara otomatis huruf yang muncul setelah tanda baca itu kapital padahal yang benar adalah huruf kecil. 


"Maka sangat diperlukan yang namanya cek ulang sebelum tulisan diserahkan ke redaksi," sebutnya. 


Kemudian sambung instruktur jurnalis yang pernah mengikuti program Student Mobility ke University Teknologi Malaysia itu, hal penting yang harus diketahui saat menulis berita adalah penggunaan kata depan di bagian judul.


"Ingat, judul itu harus singkat dan menarik. Tapi jangan karena ingin menarik minat pembaca lalu sengaja membuat judul bombastis padahal judul dengan isi berita berbeda. Ini bahaya. Pembaca akan malas membaca berita dari portal berita yang menaungi anda,"  sambungnya.


Standar penulisan judul berita sebut alumni Universitas Islam Riau itu, tidak lebih dari 8 kata.


"Sebaiknya gunakan kata dasar. Contoh: Bupati Buka Acara. Bukan menggunakan narasi Bupati Membuka Acara. Kalimat ini tidak salah hanya saja efektivitasnya perlu diperhatikan. Ingat judul harus singkat, padat dan jelas. Artinya tidak bertele-tele," pungkasnya.(Sp)

Lebih baru Lebih lama