Kegiatan dimulai pukul 16.00 WIB dan berlangsung hingga tengah malam. Pada jam-jam awal, para jemaat Kelenteng Kong Fuk Miau memanjatkan sembahyang dan doa-doa.
Namun, sorotan utama acara jatuh pada ritual perebutan sayuran dan buah-buahan yang telah dipersiapkan oleh panitia.
Pukul 23.30 WIB, suasana semakin menghangat ketika ritual pembakaran patung raja setan dilakukan.
Patung tersebut, yang terbuat dari kertas, melambangkan pengusiran sifat jahat dan keinginan untuk menjaga kesucian.
Kegiatan Sembahyang Rebut ini tidak hanya dilaksanakan di kecamatan mentok namun juga di wilayah Bangka Barat
Momentum tersebut berjalan dengan aman dan terkendali, berkat dukungan personil dari Polres Bangka Barat dan Polsek Mentok.
Acara tahunan ini menegaskan komitmen masyarakat Tionghoa di Kecamatan Muntok untuk menjaga dan merayakan warisan budaya mereka.
Kehadiran pengamanan dari pihak kepolisian membantu menjaga kesinambungan tradisi Sembahyang Rebut.
Dengan adanya keamanan yang terjamin, masyarakat Tionghoa dapat terus merayakan ritual ini sebagai bagian penting dari warisan budaya mereka
"Kami, sebagai pihak kepolisian, merasa bangga dapat turut serta dalam pengamanan dan kelancaran kegiatan Sembahyang Rebut di Kelenteng Nam Hoi Kung Miau. Ini komitmen kami dalam mendukung dan melindungi keragaman budaya serta kegiatan keagamaan masyarakat" Ujar Kapolres Bangka Barat AKBP Ade Zamrah SIK .(Fitriyadi)