Ending Praktek Pelecehan Seksual?, APMN Gemparkan SMK SMAK Makassar!

Peserta Unras saat menyampailan orasinya (doc.akmal)
SAMBAR.ID, MAKASSAR, SULSEL - Kuat dugaan praktek pencabulan/Pelecehan Seksual di Lingkungan Sekolah, Aliansi pemuda mahasiswa Nusantara (APMN) gelar unjuk rasa (Unras) di SMK SMAK Makassar, Sulawesi Selatan. Senin (10/07/2023)


Hal itu terkait pelecehan sexual Di lingkungan Sekolah yang diduga dilakukan oleh oknum kepala tata usaha (KTU) dengan tenaga honorer di Lingkungan SMK SMAK Makassar.

Berita Terkait: LBH Wija Perkasa Sawerigading Siap Mendampingi Korban, Dugaan Pelecehan Seksual Guru Honorer SMK SMAK Makassar

Peserta kisaran 50 orang melakukan unras tergabung dalam LSM Gempa Indonesia dan APMN meliputi, keluarga korban, pemuda, mahasiswa, wartawan, untuk menuntut keadilan bagi kaum perempuan.

Tim pencari fakta LSM Gempa Indonesia (doc.akmal)
Ditempat yang sama ditemui kepala sekolah SMK SMAK Makassar, Bahtiar Rahmani, mengakui adanya peristiwa tersebut sekolah yang dipimpinnya Tercoren.


"Kami sangat menyangkan hal ini, namun tak perlu dipungkiri nama sekolah Tercoren," tandasnya.

Berita Terkait: Coreng Dunia Pendidikan, Kepsek SMK SMAK Makassar Akan Klarifikasi

Dia juga menegaskan bahwa tidak ada pihak yang dibela, baik KTU Maupun stafnya/tenaga honorernya saat ini sedang berseteru, dan SMKSMAK berada didalam naungan Kementerian.

LBH Wija Perkasa Sawerigading,  Prayudi Malik, SH., MH., CPCLE., Temui Kepsek SMKSMAK Makassar, Bahtiar Rahmani, saat Unras berlangsung 

"Tidak ada yang saya bela, cuma saya tidak bisa pastikan siapa benar dan siapa yang salah, karena memastikan Salah bedanya ada pengadilan dan tekait percopotannya ada tergantung dari Kementerian karena SMKSMAK ini naungan langsung dari Kementerian Perindustrian," jelasnya 

Berita Terkait: Ayah Dikeramas, BH di Polisikan

Sementara pihak keluarga korban minta secara tegas bahwa pelaku diberikan sangsi sesuai dengan aturan dan hukum yang berlaku.


"Saya minta kepada pihak sekolah agar korban dikasih perlindungan dan pelaku di kasih sangsi berat (copot) supaya tidak ada predator predator perempuan di lingkungan sekolah, agar kasus ini tidak terulang kembali," tegasnya. 


Laporan: Muh.Ridwan Daeng Jaga


Lebih baru Lebih lama