Adat Budaya Terkikis Dimakan Zaman, Tim Sembilan Bertandang ke DPRD Makassar


Sambar.id, Makassar, Sulsel -
Adat budaya utamanya Bugis Makassar terkikis dimakan zaman, membuat tim sembilan bertandang DPRD Kota Makassar. Kamis (23/02/2023).


Tim Sembilan yang tergabung Yayasan La'lang Sipue Foundation bertandang DPRD Kota Makassar diterima langsung oleh Ketua DPRD Kota Makassar, Rudianto Lallo, SH.


Orang nomor satu di Kantor DPRD Kota Makassar, Rudianto Lallo siap berkolaborasi melakukan pemulihan budaya untuk memperbaiki, mengembalikan atau memulihkan kebudayaan yang hilang, terlupakan atau tergerus.


“Silahkan buat konsep perbaikan budaya di Sulawesi Selatan, lalu kita kolaborasikan untuk upaya pelestariannya,” kata Rudianto Lallo saat menerima Tim Sembilkan La'lang Sipue Award di Ruang kerjanya di Makassar, Kamis.


Tim Sembilan dari Yayasan La'lang Sipue Foundation adalah Ir Hamin M. Daeng Nyanrang, Dipl Eng (Ketua), Drs H. Hatta Hamzah Karaeng Gajang (Tokoh Budaya), Fred Daeng Narang, MSi (Tokoh Pers), Drs HA Yunus Rivai Karaeng Mile, SH (Tokoh Budaya), Hendra Mappasomba Karaeng Garassi (Pelestari Budaya), Kamsiruddin, SE, SH, MH (Pemerhati Budaya) dan lainnya.


Rudianto Lallo yang juga politisi Partai Nasdem mengakui banyak budaya yang menjadi identitas, mulai tergerus dan hilang. 


Dia mencontohkan Makassar sebagai “Kota Daeng” namun sudah tidak banyak etnis Makassar yang menggunakan “Pa'daengang” sebagai identitasnya.


Selain itu, upaya pelestarian budaya, apa pun namanya baik dipulihkan, dikembalikan atau dipulihkan budaya harus menyertakan penempatan pejabat di semua bidang kebudayaan dan pariwisata harus sesuai dengan kompetensinya agar upaya pelestarian budaya dapat maksimal, namun bila sebaliknya, maka hasilnya akan berbeda.


Di Kota Makassar adalah pusat Kerajaan Tallo sehingga pemulihan budaya Gowa-Tallo memang harus dilakukan oleh banyak pihak dengan cara berkolaborasi, sehingga saya secara pribadi dan institusi mendukung dan siap berkolaborasi mendukung budaya seperti yang dirintis oleh Yayasan La'lang Sipue Foundation.


"Apa yang bisa kami bantu, akan kami lakukan untuk ikut mensukseskan La'lang Sipue Award sebagai upaya pemulihan dan mengembalikan budaya sebagai milik bersama lintas ruang dan waktu," ujarnya.


Ketua Yayasan La'lang Sipue Foundation, Hamin Daeng Nyanrang menguraikan, saat ini bantuan sedang melakukan upaya upaya pemulihan budaya, digitalisasi budaya dan budaya mengenal keaslian uang rupiah.


"Penghargaan Khusus La'lang Sipue sebagai bagian dari pemulihan budaya adalah pemberian penghargaan yang fokus terhadap pemanfaatan Tongkosila di gedung pemerintahan, lalu apa fungsi serta adakah ediktif terhadap budaya," tuturnya.


Sementara, Ramli Usman, S.Pd.,SKM.,M.Adm.Kes menuturkan Festival Budaya La'lang Sipue Award 2023 memang seharusnya setiap tahun diadakan disebabkan karena krisisnya generasi milenial mengenal sejarah.


"Mengingat krisisnya pemahaman Budaya dan sejarah bagi generasi Milineal sehingga dgn adanya kegiatan ini kita berharap generasi mileniel bisa lebih mengenal sejarah dan budaya khususx budaya Bugis makassar, Tentang eksistensi nilai2 Sipakatau, sipakalebbi, Sipakainge yg harus hadir dalam tubuh generasi milenial saat ini," Jelasnya


Penilaian dilakukan oleh Tim beranggotakan sembilan orang dari kalangan tokoh budaya, budayawan, pemerhati budaya, Tokoh Pers dan ahli tenaga dengan obyek penilaian seluruh Pemkab dan Pemkot di Sulsel, yang disertai forum group discustion (FGD) dan puncak acara penyerahan penghargaan dilakukan di Benteng Somba Opu Makassar, 5 Maret 2023 sebagai salah satu cara melestarikan budaya Sulsel. (Tim).


Lebih baru Lebih lama