Salah Satu Proyek Pembangunan Bersumber SBSN Kemenag Sulteng, yakni MAN 2 Palu/Foto IST.
Sambar.id Palu, Sulteng - Proyek Pembangunan Sebanyak 5 Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTSN) dan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) yang bersumber dari pembiayaan Surat Berharga Syariah Negara(SBSN).
Dalam hal ini Kanwil Kemenag Sulteng Tahun Anggaran (TA) 2022 ditengarai mangkrak dan bermasalah.
Dimana total pagu anggaran dari masing- masing MTSN dan MAN disejumlah sekolah tersebar di wilayah Sulteng tersebut bernilai cukup fantastis yakni menelan anggaran sebesar Rp. 3,5 Miliar.
Berikut daftar nama sebanyak 7 Madrasah penerima proyek SBSN diantaranya MAN 2 Palu, MTSN 2 Palu, MTSN 3 Palu, MAN 3 Kabupaten Parigi Moutong, MTSN 1 Kabupaten Banggai, MTSN Kabupaten Bangkep serta MAN 2 Kabupaten Poso.
Dari beberapa proyek yang dibangun itu hingga berakhir Tahun 2022, ada 5 madrasah hasil penulusuran di lapangan bahwa ada bangunan yang belum rampung, hingga memasuki awal tahun Januari 2023.
Hal itu dibenarkan dari sejumlah sumber di madrasah negeri salah satunya Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Palu, H. Muhammad Syamsu Nursi, yang dikonfirmasi awak media melalui telepon seluler, Rabu, (04/2/2023) Siang.
"Untuk kondisi terkini, iya benar masih dalam tahap penyelesaian, masalah anggaran dan meubiler kami tidak tau persis semua ranahnya Kanwil Kemenag, kami hanya menerima hasilnya nanti jika telah selesai," ungkapnya.
Pihaknya berharap agar pekerjaan tersebut dapat diselesaikan tepat waktu dan dengan baik, sehingga bisa dimanfaatkan oleh siswa-siswi di Madrasah yang beralamat di bilangan Jalan M. H Thamrin, Palu Timur Kota Palu.
Sementara itu dikesempatan berbeda juga dihubungi sejumlah media via messenger WhatsApp, Kepala Madrasah lainya yang dimedikan namanya, enggan berkomentar dan memilih tak menjawab pertanyaan awak media.
![]() |
Proyek Pembangunan MAN 3 Kabupaten Parigi Moutong/Foto IST. |
Dugaan temuan pembangunan madrasah yang belum selesai dibangun tersebut, dari total 7 madrasah yang dibangun tersebut semuanya anggaran pembangunanya telah dicairkan Desember 2022.
Tetapi tidak ada denda atas keterlambatan pembangunan madrsah tersebut. Kemudian untuk meubelairnya yang seharusnya 1 ruangan sebanyak 32 unit, yang terlaksana hanya 19 unit saja.
Dimana dalam hal ini konsultan pengawasan diduga tidak melaksanakan tugasnya dengan maksimal sehingga Ada madrasah yang dibangun terkesan abal-abal alias asalan tanpa memperhatikan bestek.
Sehingga dikhawatirkan keamanan dan kondisi bangunan tersebut tak sesuai standar. Belum lagi wilayah Sulteng terkenal dengan daerah rawan gempa.
Hingga berita ini ditayangkan ada sejumlah narasumber yang diduga kuat terlibat, kemudian dikonfirmasi sejumlah PPK proyek madrasah tersebut, dimana menjabat staf Penmad Kanwil Kemenag sekaligus panitia lelang, dan Kasi Sarpras Penmad Kanwil Kemenag Sulteng. (Tim Redaksi).