![]() |
Aksi Mahasiswa di Makassar tolak kenaikan BBM. (Doc.foto) |
Aksi prakondisi tersebut berlangsung kurang lebih satu jam, aksi pun diwarnai dengan membakar ban sebagai bentuk perlawanan atas penolakan terhadap kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.
Sebagaimana kita ketahui, Pemerintah secara resmi mengumumkan kenaikan harga BBM jenis Pertalait dari hari harga sebelumya Rp. 7.650 menjadi Rp.10.000.
Baca Juga: Mencuat Dugaan Suap Sambo, Dewan Pers Segera Dilaporkan ke Bareskrim Polri
Sehingga kenaikan tersebut menuai banyak ponalakan dari segala elemen masyarakat termasuk masyarakat Sospol Unismuh itu sendiri.
Hal itu diungkapkan Sulfahmi selaku Ketua Pikom IMM FISIP Unismuh Makassar, bahwa Massa aksi menganggap kebijakan yang baru saja dikeluarkan secara konkret menguntungkan para elit negeri ini dan membuat masyarakat kalangan bawah menjerit.
"Hal itu dikarenakan kenaikan BBM dianggap menguntungkan kaum berada karena BBM nonsubsidi harganya diturunkan sedangkan BBM yang bersubsidi malah dinaikkan yang notabenenya itu dikhususkan untuk masyarakat dengan perekonomian dibawah rata-rata," kata Sulfahmi
Baca juga : H. Syafii Siregar: Subsidi BBM Harusnya Penyesuaian Harga
Selain itu, ia menegaskan aksi tersebut merupakan manifestasi dari keresahan rakyat secara menyeluruh.
"Bahwa aksi yang kami lakukan berangkat dari keresahan masyarakat secara universal terkait kenaikan BBM yang dianggap tidak pro akan masyarakat kelas bawah," tegas Sulfahmi.
Sekedar diketahui, Massa aksi menekankan akan kembali turun dengan lebih banyak massa jika prakondisi tersebut tidak ditindaklanjuti. (Tim/*)