Sambar.id, Alor, NTT- Prosesi Pengantaran Bulan Bintang terletak di kecamatan Teluk Mutiara menuju ke Dulolong, Kota Kalabahi, Kabupaten Alor, Nusatenggara Timur.
Prosesi Pengantaran di awali dari Rumah Kapitang Dulolong ( Rumah Bapak. H. Taufik Nampira) yg terletak di Kampung Raja (Kelurahan Kalabahi Kota), dari sini Bulang Bintang di arak dgn berjalan Kaki menuju ke Rumah Molang /Rumah Tukang (Rumah bpk Kusmadi Galeko) di Kelurahan Wetabua, Rombongan arak-arakan ini sebanyak kurang lebih 300 sampai dengan 400 orang dari 5 Masjid sekitaran kota kalabahi. Yang terdiri dari para Remaja Masjid, dan Ibu-ibu BKMT melalui via WhatsApp Rasid Miran selaku ketua Panitia Acara Budaya Pengantaran Bulan Bintang pada Minggu, (17/07/2022) tepat pukul 10.06 WITA.
Lanjutnya, kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli 2022, pukul 15.00 Wita dan sampai di Rumah Molang pukul 16.00 Wita. Rombongan pengantar Bulan Bintang (BB) di terima secara adatia oleh keluarga di Wetabua yg melibatkan seluruh unsur masyarakat lintas agama. BB di serahkan oleh Bapak H. Ahmad Ilyas Ambao kepada Molang dan di terima oleh Perwakilan Molang yakni Bapak Alimudin Tolang. Seterusnya di inapkan Satu malam di rumah Molang.
Kegiatan menjaga BB di rumah Molang pada malam hari di isi dengan lego-lego atau tarian masal tradisional masyarakat Dulolong. Tambhanya
Lanjutnya lagi, Pada hari Rabu, tgl 13 Juli, pukul 09.00. Bulan Bintang (BB) diantar oleh Para Molang dan Jemaah dari Masjid Babul Jihad Wetabua dan Mujahidin Lipa serta beberapa Masjid Lainnya menuju ke Rumah Raja yang terletak di kampung Raja, kelurahan Kalabahi Kota dgn cara di arak, untuk dilihat oleh Bapak Raja Alor (Bapak H. Marjuki Nampira). Di Istana Raja, Bapak Raja di dampingi Oleh 7 suku dr Dulolong yang berdomisili di Kalabahi (Futung Limang) dan keluarga dari Adang 10 kampung, Pura 7 kampung dan Alor 3 Kampung. Berbaur keluarga Muslim dan Nasarani untuk menerima BB dari Wetabua yg diantar para Molang dan keluarga Muslim dari beberapa Masjid di area Kalabahi.
Sesampai di Gerbang Istana, rombongan Arak arakan di tahan oleh Penjaga/utusan Raja ( Bapak Marjuki Kalake ) menanyakan maksud kedatangan (Prosesi Adatia) setelah di beritahu oleh juru bicara, utusan meminta untuk rombongan menunggu sebentar untuk dilaporkan ke Raja tentang maksud kedatangan, setelah Raja mengizinkan barulah rombongan pengantar BB diizinkan masuk ke Istana. Setelah Raja berkenan untuk melihat BB yang di bawa maka selanjutnya Raja memerintahkan BB tersebut di bawa oleh seluruh rakyatnya ke Dulolong tersebut buat di pasang pada tempatnya di Masjid Babul Rahim Dulolong. Maka tepat pukul 10.15. BB diantar ke Dulolong.
Tambahnya lagi, Setelah di lepas Raja Rombongan di pimpin oleh Keluarga Raja dan para utusan berangkat ke Dulolong, Sampai di pertengahan jalan, Rombongan di hadang oleh keluarga Jemaat Gereja Adang di Desa Adang Buom degan tujuan menyematkan Kain Sarung dan ikut bersama sama mengantar BB ke Dulolong. Selain Ibu Pendeta, hadir juga orang tetua kampung, antara lain, Bapak Jhon Modu, Bapak Otniel Lily, Bapak Melky Belly, Bapak Karel Lapenangga, Bapak Mel Atakay , Bapak Yustus Dopong Abora.
lagi, Prosi Adatiah pemasangan BB, setelah Perintah Bpk Raja untuk prosesi berjalan, BB di keluarkan dari Rumah Tapo yg dilepas oleh Kepala suku Uma Dopu ( Bapak Darwin Dj. Duru) dan diterima oleh 3 suku Kafening ( Suku Lekaduli, suku Lamaholot, dan suku Folboa) setelah itu dgn dikawal oleh pasukan Jongtera ( pasukan Kerajaan) BB diantar untuk diserahkan ke 4 suku Hola ( Uma Kakang, Uma Tukang, Uma Kapitang, dan Uma Dopu ) untuk selanjutnya diserahkan ke tukang u di pasang Dalam Proses ini Raja juga didampingi oleh Kepala Suku Butung ( Keluarga WAKATOBi ) yg sejak abad 17 sdh menetap di Kelurahan Binongko dan Kampung Dulolong ( dibuktikan dengan adanya Sumur Butung ( Fei Butung) air sumur Binongko.Tutupnya. (latif)