Atas Insiden Pengusiran Jurnalis di HBA, Ini Permintaan Maaf Kajati Sulteng

Sambar.id, Palu, Sulteng - Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) meminta maaf sekaligus melakukan rekonsiliasi kepada jurnalis, atas insiden pengusiran jurnalis oleh Aspidum Fitrah diagenda upacara Hari Bakti Adhyaksa (HBA) Jumat, (22/7/2022) pekan lalu.


"Saya selaku pimpinan tertinggi di Kejaksaan tak segan-segan minta maaf pada rekan-rekan, " ujar Kajati Sulteng, Jacob Hendrik Pattipeilohi,SH., MH., Dihadapan sejumlah jurnalis baik media cetak maupun elektronik.


Turut hadir pada kesempatan itu Asisten Pidana Umum (Aspidum) Fitrah, di Aula Vicon Lantai 3 Kejati Sulteng, Jalan Sam Ratulangi, Kota Palu, Senin (25/7/2022).


Jacob mengatakan, tidak ada kata gengsi-gengsi, itu bukan karakter dirinya. Tidak ada yang sempurna dan peristiwa kejadian itu telah dia tanyakan ke Aspidum dan telah diakui yang bersangkutan.


"Jadi memang harus begitu, sebab kita punya jiwa besar, pasalnya dari awal  hubungan kemitraan Kejaksaan bersama rekan jurnalis tetap baik ," bebernya lagi.


Ditambahkannya, kita duduk seperti sekarang ini sudah  sebagai suatu keluarga untuk menyelesaikan masalah. Apalagi Ia atas nama institusi meminta maaf. 


"Tiada kata gengsi minta maaf dan itu jelas, jadi komunikasi ini dibangun lagi, masih banyak kinerja Kejati perlu dipublikasikan dan itu butuh rekan-rekan media, untuk mempublikasikan," terangnya.


Sementara itu Jurnalis CNN Moh. Iqbal hanya mempertanyakan kepada Aspidum Fitrah selaku ketua panitia HBA ke 62, apa kesalahan dan wanprestasi apa mereka lakukan, sehingga diperlakukan dengan aksi pengusiran.


"Proses masih berjalan dan mereka bekerja , tidak diam melakukan perbaikan dan tidak ada yang dirusak," tutur ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Sulteng itu.


Sementara Jurnalis TV One Abdee Marie juga sangat mengapresiasi permintaan maaf dari Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati).


Namun dikatakaanya , ada satu persepsi harus diluruskan, ada rekan sesama jurnalis kondisinya menyudutkan pihaknya dianggap sebagai Event Organizer (EO), tidak diusirlah dan bahkan dicap bayaran.


"Mereka datang menemui Kajati membuang banyak ego , sebab diluar sana status media sosial facebok pihaknya dituding setelah diusir , diajak ngopi dan  selesai perkara , mau ditaruh dimana muka mereka," cetus Abdee.


Olehnya, dia meminta jurnalis menulis status tersebut sadar diri. Dia juga memberi masukkan Banua Media Adhyaksa (BMA) itu sangat baik, hanya saja itu menjadi eksklusif, ketika tidak ada kontrol dari Kajati dan mengakomodasi banyak orang.


Dikesempatan yang sama Aspidum Kejati Sulteng, Fitrah juga meminta maaf kepada para rekan -rekan jurnalis untuk  kali keduanya.


Dirinya mengakui, insiden itu terjadi tidak lebih dan kurang merupakan kelemahan dirinya sebagai kekhilafan manusia, yang juga ada tekanan.


Sebab tekanan, terhadap dirinya sangat besar pada saat perayaan HBA kala itu. Karena dirinya, telah menargetkan, pada pukul 07.30 WITA sudah mulai upacara. Pada pukul 07.00 WITA pihaknya sudah harus melakukan gladi, efek dari keterlambatan matahari itu akan sangat menyinari anggota-anggota upacara.


"Tapi terlepas dari semua itu, dirinya telah meminta maaf, tidak lebih dan kurang kelemahan dirinya, dan ada miskomunikasi," bebernya.


Olehnya , Fitrah berharap permohonan maaf dirinya kepada rekan-rekan jurnalis kemarin terjadi, ini kali kedua meminta maaf dan tidak akan terulang kembali.


"Saya mohon maaf, pasti khilaf dan pertemuan kejadian kemarin itu tidak lebih dari pada menjadikan pengalaman dalam bertugas,"pungkasnya. (Penkum Kejati Sulteng).

Lebih baru Lebih lama