Peneliti Bencana Muhlis Salfat (doc.foto) |
Hal tersebut yang dipengaruhi berbagai faktor penyebab Banjir seperti penggunaan lahan atau penutupan lahan, curah Hujan, Elevasi, Slope (kemiringan lereng), Drainage density (kerapatan jaringan Sungai), Micro watershed, jarak Sungai dan jenis Tanah.
Terkait Peneliti Bencana sekaligus Dosen di Salah satu kampus Swasta naungan LLDIKTI 9 Wilayah Sulawesi dan Gorontalo, Muhlis Salfat mengungkapkan penyebab banjir diantaranya keadaan hulu daerah aliran Sungai (DAS) dari faktor alih fungsi lahan.
Menurutnya karena disebabkan karena keadaan hulu DAS banyak terjadi alih fungsi lahan, yang dulunya adalah hutan primer diubah menjadi wilayah perkebunan atau pertanian campuran, bahkan ada yang diubah menjadi bahan galian atau tambang C.
"Akibat aktivitas ini sehingga menurunkan nilai koefisien lindung DAS, akibat hal tersebut maka ketika turun hujan air tidak lagi terinfiltrasi dan tertampung kedalam tanah tetapi yang terjadi adalah aliran (run off),"
Aliran inilah yang merupakan cikal bakal terjadinya banjir dan erosi tanah, seperti yang terjadi di beberapa daerah.
Tambang galian C (doc.foto) |
Degradasi lahan adalah proses menurunnya produktivitas lahan, baik yang sifatnya sementara maupun tetap.
DAS merupakan suatu ekosistem, aktivitas setiap komponen ekosistem selalu mempengaruhi pada komponen ekosistem yang lain.
"Selama hubungan timbal-balik antar komponen ekosistem dalam keadaan seimbang, selama itu pula ekosistem berada dalam kondisi stabil, Sebaliknya, bila hubungan timbal-balik antar komponen lingkungan mengalami gangguan, maka terjadilah gangguan ekologi," ujarnya
Terkait yang faktor utama adanya kerusakan kondisi hidrologis DAS sebagai dampak perluasan lahan kawasan budidaya dan pemukiman yang tidak terkendali,
"Adanya kawasan tidak diperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air seringkali menjadi penyebab peningkatan erosi dan sedimentasi, penurunan produktivitas lahan, percepatan degradasi lahan, dan banjir," jelaskan
"Untuk wilayah pemukiman, yaitu dengan adanya betonisasi sehingga mengurangi wilayah resapan, sehingga kapasitas infiltrasi menjadi menurun," tambahnya.
Curah hujan
DAS (doc.foto) |
Selain itu, hujan juga berpengaruh terhadap banjir sehingga jika jenis tanah dengan skor tertinggi dan dengan skor curah hujan tertinggi juga, maka dapat diperkirakan daerah tersebut merupakan daerah yang rawan banjir.
Mitigasi Bencana Banjir, UU No. 24 Tahun 2007: "Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana."
Tahap penanggulangan bencana: persiapan (preparation), penghadangan/penanganan (facing disaster), perbaikan akibat kerusakan (reconstruction), penfungsian kembali prasarana dan sarana sosial yang rusak (rehabilitation), dan mitigasi bencana.
Arahan:
Luapan air ketika musim Hujan (doc.foto) |
Sehingga beberapa upaya mitigasi yang dapat dilakukan adalah melakukan penelitian dan analisis secara rinci terhadap kejadian banjir yang terjadi berdasarkan analisis spasial, melakukan pemodelan hidrologi, pembuatan peta risiko bencana pada lokasi yang rawan terhadap bencana Banjir Bandang.
Namun dinamika tutupan lahan adalah adanya perubahan penggunaan lahan dari lahan hutan primer menjadi penggunaan lain seperti pertanian campuran, pemukiman serta penggunaan lainnya, salah satu faktor penyebab Banjir.
Penulis:
- Muhlis Salfat, SP, MP
- Fatmawati, SP.,MP